Kamis 25 Jul 2024 14:11 WIB

Tujuh Siksa Non Fisik yang Lebih Mengerikan Disiapkan Allah untuk Penghuni Neraka

Penghuni neraka mendapat laknat dari Allah karena kedurhakaannya.

Ilustrasi laknat dan siksa neraka
Foto:

5. Berdesak-desakan tanpa rasa persahabatan

Dapat dibayangkan, dalam suasana hirup-pikuk menjalani hukuman dengan azab mengerikan tentu tak lagi ada keramahan dan rasa persahabatan. Kondisi berdesak-desakan (crowded) menambah pahit getirnya penderitaan, dan karenanya, tidak akan ditemukan tenggang rasa. Kehadirannya di neraka tanpa senyum keramahan, persahabatan, dan tanpa ucapan selamat datang (lā marhaban bihim). Yang ada justru sebaliknya, penghinaan, kemurkaan, dan yang pasti, berjejal-jejal dalam penderitaan. Allah subānahū wa ta‘ālā berfirman sebagaimana dapat dibaca dalam Surah Shād/38: 59-61:

"(Dikatakan kepada mereka), “Ini rombongan besar (pengikut- pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka).” Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka (kata pemimpin- pemimpin mereka). (Para pengikut mereka menjawab), “Sebenar- nya kamulah yang (lebih pantas) tidak menerima ucapan selamat datang, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab, maka itulah seburuk-buruk tempat menetap.” Mereka berkata (lagi), “Ya Tuhan kami, barang siapa menjerumuskan kami ke dalam (azab) ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dua kali lipat di dalam neraka.”

6. Banyak harapan tanpa pernah terkabulkan

Orang yang sedang dalam penderitaan tentulah memiliki banyak harapan untuk dapat diupayakan meringankan penderitaannya. Harapan-harapan itu disampaikan kepada siapa saja yang ditemui dan apa saja yang bisa diungkapkan, misalnya berharap mendapat keringanan hukuman, memeroleh jatah konsumsi yang lebih baik, atau meminta dimatikan saja agar semua persoalannya selesai.

Namun, kenyataannya adalah semua harapan itu tinggal harapan, tidak pernah terkabulkan sedikit pun. Tuntutan terus disampaikan akan tetapi tak pernah terkabulkan adalah salah satu bentuk azab non-fisik juga. Harapan penghuni neraka kepada penghuni surga untuk diberi sebagian makanan atau minuman dapat dilihat dalam Surah al- A'rāf/7: 50:

Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir.” 

As-Sa'dī ketika menafsirkan ayat ini menjelaskan,  penghuni neraka saat menjalani azab, mereka menderita kelaparan dan kehausan yang teramat dahsyat lalu mereka memelas memohon bantuan sisa-sisa makanan atau minuman kepada penghuni surga. Penghuni surga menjawab bahwa hal itu diharamkan Allah. Hal demikian sebagai bentuk balasan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, agama yangharus dijalankan, dan mendustakan janji-janji tentang ganjaran. Dengan tak terpenuhinya semua harapan yang disampaikan, menambah penderitaan dan penyesalan mereka.

 

7. Penyesalan tiada akhir

Penyesalan selalu datang kemudian, demikian ungkapan yang sering kita dengar dalam ungkapan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa penyesalan itu tidak pernah ada gunanya. Banyak di antara manusia yang menjadi penghuni neraka hanya karena tidak mau percaya pada kebenaran yang disampaikan Alqur'an.

Mereka memilih jalan yang bertentangan dengan aturan-aturan yang ada di dalamnya, dan apabila diberi peri- ngatan mereka abaikan begitu saja, bahkan cenderung mener- tawakan peringatan itu. Ketika diminta untuk beriman dan bertakwa kepada Allah mereka menganggap enteng ajakan itu dan lebih memilih tetap bergelimang dalam dosa. Dalam Surah al-Baqarah/2: 206 dan Āli-Imrān/3: 24 telah dijelaskan perilaku orang-orang sombong yang terus melecehkan perintah Allah maka pantas apabila diazab di neraka. Salah satu dari ayat tersebut menjelaskan:

Dan apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk. (al-Baqarah/2: 206)

Suatu informasi masa depan kadangkala membuat seba- gian orang ragu atau tidak percaya sama sekali terutama jika sumbernya tidak meyakinkan. Nah, informasi yang datang kepada mereka itu adalah informasi profetik atau informasi yang berdasar pada wahyu Allah SWT yang juga berarti kebenarannya dijamin. Para rasul pembawa risalah Allah juga  terus menerus memberikan peringatan tentang konsekuensi- konsekuensi dari perbuatan buruk manusia. Semua informasi itu menjadi angin lalu, dan tetap saja mereka bergelimang dosa. Barulah ketika mereka menyaksikan tentang kebenaran informasi itu di akhirat, mereka tercengang dan menyesali kekeliruannya. Mereka tidak bisa lagi mengelak, janji dan ancaman dahulu di dunia telah menjadi kenyataan. Bahkan, pendengaran dan penglihatan telah menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan.

Surah Fushiilat/41: 19-20 menjelaskan hal ihwal ini:

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke neraka lalu mereka dipisah-pisahkan, sehingga apabila mereka sam- pai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan. 

 

Fakta neraka dalam Alquran.. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement