Rabu 03 Jul 2024 23:04 WIB

Maksud Hadits Anjuran Ingat Kematian dan 2 Manfaatnya Menurut Imam Ghazali

Mengingat kematian mempunyai sejumlah keutamaan

Ilustrasi ziarah kubur. Mengingat kematian mempunyai sejumlah keutamaan
Foto:

Namun, kematian bukanlah akhir kehidupan. Ia hanya pintu gerbang menuju alam akhirat. Di sana setiap manusia akan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya di dunia di hadapan Allah SWT.

Kemudian dia akan mendapatkan balasan atas apa yang telah diperbuat. Apakah ia mendapatkan keselamatan atau siksa, sangat ditentukan oleh amalnya selama di dunia.

Prinsipnya, dunia adalah tempat menanam dan akhirat tempat memanen.

Di sinilah letak pentingnya mengingat kematian.

Setiap Muslim berpeluang untuk menyimpang dari jalan lurus. Jalan yang diyakininya dapat mengantarkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Dengan mengingat kematian, ia akan teringat kepada misi hidupnya. Ia akan ingat bahwa semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan. Yang kemudian, ia berupaya kembali pada jalan benar.

Mengingat kematian, menurut Imam Al-Ghazali, dapat pula mengobati jiwa yang sakit, menyegarkan spiritual yang letih dan membangun kembali kekuatan dan energi batiniah yang tidak berdaya.

Maka semakin banyak mengingat kematian, semakin meningkat pula ketekunan dan optimisme dalam melaksanakan hak-hak Allah SWT, di samping semakin ikhlas dalam beramal.

Mengingat kematian adalah sarana yang tepat untuk mensucikan jiwa, meredam gejolak nafsu dan melembutkan hati.

Sebaliknya lupa akan kematian akan menyebabkan tidak terkontrolnya nafsu, kerasnya hati, sehingga ia lupa terhadap kewajibannya sebagai manusia. Banyak cara bisa digunakan untuk mengingat kematian, di antaranya dengan berziarah kubur. Sabda Rasulullah SAW:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

''Semula aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang, berziarahlah kalian!'' (HR Muslim).

Ziarah yang dimaksud bukan untuk meminta sesuatu dari ahli kubur, tetapi untuk mengingatkan bahwa kita pun akan seperti mereka.

Tidak ada batasan kuburan siapa yang mesti diziarahi. Tidak hanya kubur orang-orang terkenal saja, kuburan siapa saja bisa diziarahi.

Membaca kisah wafatnya Nabi SAW, para sahabat, orang-orang saleh dan para ulama, juga bisa dilakukan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah mereka. Paling tidak dengan membacanya terlintas keinginan untuk meninggal dalam husnul khatimah seperti mereka.

Mengingat kematian, selain bermanfaat, juga merupakan sunnah yang harus terus dilestarikan. Dengan harapan sunnah yang baik ini dapat mensucikan jiwa dan melembutkan hati.

photo
Mengenal Hadits Nabi Muhammad SAW - (Republika)

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement