Kamis 20 Jun 2024 23:06 WIB

Ayat Alquran Ini Jelaskan Konsekuensi dari Dua Kalimat Syahadat

Syahadat mempunyai implikasi hukum yang kt dalam Islam

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Syahadatain, dua kalimat syahadat, mempunyai makna dan kedudukan yang mendalam dalam Islam.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ Saya bersaksi sesungguhnya, tiada tuhan selain Allah

Baca Juga

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Saya bersaksi sesungguhnya, Muhammad utusan Allah

Dua kalimat syahadat, "Asyahu an laa ila illah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," sejatinya adalah bentuk proklamasi kemerdekaan diri seorang Muslim.

Yaitu, proklamasi kemerdekaan dari menghamba Tuhan-Tuhan selain Allah dan proklamasi kemerdekaan dari mencari uswah selain Rasulullah.

Dengan kata lain, dengan bersyahadat, seorang Muslim secara sadar telah memproklamasikan dirinya merdeka dari belenggu nafsu dan setan.

Dengan bersyahadat juga berarti seseorang telah bersumpah untuk membaktikan dirinya secara total kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS al-An'am [6]: 162).

Selain itu, dengan bersyahadat, berarti seseorang telah menyerahkan penghambaan dan permohonan hanya kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." (QS al-Fatihah [1]: 5).

Namun, dalam perjalanannya, sering kali seseorang lupa akan proklamasi tersebut. Terjebak pada rutinitas kehidupan yang kadang melenakan, membuat diri mengikuti jalan kemungkaran (setan) hingga terjerumus ke dalam jurang kehinaan.

Hal ini dapat terjadi jika seseorang terkalahkan oleh hawa nafsunya. Ingat, setan tidak akan pernah berhenti dari membuat buaian kepada manusia. Padahal, Allah SWT telah menegaskan:

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ وَأَنِ اعْبُدُونِي ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu. Dan, hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Dan, sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?" (QS Yasin [36]: 60-62).

Dalam ayat lain, Allah menjanjikan surga bagi seseorang yang dapat menolak keinginan nafsunya.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

"Dan, adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka, sungguh, surgalah tempat tinggal(nya)." (QS an-Nazi`at [79]: 40-41).

Dengan demikian, melalui proklamasi kemerdekan diri secara totalitas ini akan dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan sejati. Yaitu, kebahagaiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana doa yang selalu dilantunkan oleh setiap Muslim pada setiap saat.

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS al-Baqarah [2]: 201).

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement