Jumat 14 Jun 2024 04:40 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Tiga Siasat Nabi Ibrahim Memperjuangkan Agama Tauhid

Semoga kita termasuk orang-orang yang mengambil pelajaran dari setiap peristiwa.

Kuda Islandia berjalan di padang rumput di peternakan pejantan di Wehrheim dekat Frankfurt, Jerman, saat matahari terbit Senin, 12 September 2022.
Foto:

Mungkin pula pernyataannya itu memiliki makna waktu mendatang, sehingga bisa dimaknai “Aku akan sakit” sesuai dengan bentuk ungkapan Arabnya, innî saqîm, yang menggunakan bentuk ism fail. Sama halnya dengan makna hadits, “Annaka mayyitun” maksudnya adalah, “Engkau akan mati.”

Sementara itu, Sufyan menafsirkan istilah saqim dengan ‘tha‘un’. Sehingga mengetahui ada orang yang terkena tha‘un, mereka langsung pergi karena takut tertular. Ulama lain menandaskan, kendati memang berbeda dengan situasi yang sebenarnya, namun sebagai sebuah siasat, pernyataan itu tetap dibenarkan, bahkan diperlukan untuk menolak fitnah yang besar karena jika keluar bersama mereka, bukan mustahil Nabi Ibrahim dianggap mendukung aktivitas penyembahan berhala.

Namun yang jelas, Nabi Ibrahim sebelumnya telah memiliki rencana untuk menghabiskan berhala mereka, hanya saja perlu waktu yang tepat untuk mengeksekusinya.  

 

Hadirin rahimakumullah

Kedua, siasat Nabi Ibrahim saat menjawab pertanyaan kaumnya yang menuding dirinya telah menghancurkan berhala. Alih-alih menjawab sesuai keinginan mereka, beliau malah menuduh bahwa yang menghancurkan berhala-berhala itu adalah berhala paling besar.

Nabi Ibrahim menghancurkan 72 berhala yang terbuat dari berbagai bahan seperti emas, perak, besi, timah, batu, dan kayu. Satu-satunya yang tidak dihancurkan adalah berhala terbesar yang terbuat dari emas dengan campuran batu permata dan matanya dari batu yaqut.

Baca halaman selanjutnya...

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement