Syekh Mutawalli Sya’rawi mengatakan:
وَفِي جَلاَلِ هَذِهِ الْوَحْدَةِ، تَنْصَهَرُ الْأَجْنَاسُ وَالْأَلْوَانُ وَاللُّغَاتُ، فَلَا نَسَبَ اِلَّا اِلىَ الْاِسْلَامِ وَلَا حَسَبَ اِلَّا اِلَى الْاِيْمَانِ
Artinya, “Dan di tengah-tengah persatuan (ibadah haji) ini, maka jenis-jenis, warna kulit, dan bahasa akan melebur (menjadi satu), sehingga tidak ada yang pantas untuk dijadikan atribusi selain Islam, dan tidak ada yang perlu diperhitungkan kecuali iman.”
Tidak hanya itu, mari kita ingat salah satu perumpamaan yang Rasulullah sampaikan kepada kita semua perihal hubungan umat Islam dengan yang lainnya. Dalam perumpamaan itu, Rasulullah menggambarkan umat Islam seperti bangunan yang harus sama-sama saling melengkapi, dan masing-masing bagiannya saling menopang dan memperkuat satu sama lain.
Ini menunjukkan betapa pentingnya persatuan dan kekompakan umat Islam. Nabi bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Artinya, “Orang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan antara sebagian dengan bagian yang lain.” (HR Muslim).
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah
Demikian adanya khutbah Jumat perihal pelajaran berharga dari ibadah haji tentang pentingnya persatuan. Sudah tiba saatnya sesama muslim menumbuhkan sikap saling tolong-menolong, saling mendukung dan membantu dengan yang lainnya, kendati pun berbeda pemahaman, ras dan suku.
Baca di halaman selanjutnya...