Jumat 05 Apr 2024 10:19 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Memanfaatkan Akhir Ramadhan dengan Baik

Rasulullah tidak hanya beribadah sendirian di malam-malam terakhir Ramadhan.

Sejumlah anak mengaji dengan penerangan lampu lilin saat pengajian Tadarus Al Quran di kampung Prajurit Wirotamtomo, Baluwarti, Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2024). Pengajian dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar tersebut untuk mendekatkan anak-anak dengan alam serta mendidik untuk rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadhan.
Foto:

Kebiasaan Rasulullah saw yang demikian juga merupakan bentuk upaya dan usaha beliau dalam menghidupkan hari-hari terakhir di malam bulan Ramadhan. Tingkat upaya dalam menghidupkan malam ala Rasulullah saw kian menuju akhir Ramadhan kian tinggi semangatnya dalam beribadah.

Disebutkan dalam sebuah hadits:

 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)

Al-Munawi dalam Faydhul Qadir menjelaskan perihal upaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada sepuluh hari terakhir bukan sekadar bangun malam saja, akan tetapi mengisinya dengan ibadah yang lebih giat daripada malam-malam lainnya (Al-Munawi, Faydhul Qadir, [Mesir: al-Maktabah at-Tijjariyyah, 1356], jilid V, hal. 203).

Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya beribadah sendirian, akan tetapi beliau mengajak keluarganya untuk menghidupan malam-malam terakhir di bulan Ramadhan. Keterangan ini sebagaimana disampaikan oleh Zainab binti Salamah, istri Rasulullah:

 لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَقِيَ مِنْ رَمَضَانَ عَشْرَةُ أَيَّامٍ يَدَعُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِهِ يُطِيقُ الْقِيَامَ إِلَّا أَقَامَهُ

Artinya, "Nabi Muhammad saw, ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan tiba, beliau tidak pernah membiarkan anggota keluarganya yang mampu untuk melakukan salat malam (qiyamul lail) untuk meninggalkannya. Beliau selalu mengajak mereka untuk bangun dan shalat." (Riwayat yang disampaikan oleh Zainab binti Salamah, dikutip oleh Ibnu hajar al-‘Asqallani dalam Fathul Bari) (Ibnu Hajar al-‘Asqallani, Fathul Bari, [Beirut: Darul Ma’rifah, 1379], jilid IV, hal. 269).

Selanjutnya...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement