REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lidah kita sering dengan mudah mengucap innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Khususnya ketika mendengar ada suatu bencana, kecelakaan, kabar tidak baik, dan informasi orang meninggal dunia. Mengapa demikian? Dari manakah ungkapan itu berasal?
Ungkapan innalillahi ... berasal dari Surat Al Baqarah ayat 156
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
allażīna iżā aṣābat-hum muṣībah, qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ụn
Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.
Arti ungkapan itu adalah sesungguhnya segala sesuatu itu milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Syekh Wahbah Zuhaili menjelaskan, mereka yang ketika mendengar kabar tidak baik mengucapkan innalillahi adalah ekspresi kesabaran dirinya.
Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menguji hamba-hambaNya, sebagaimana Dia berfirman: (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu (31)) (Surah Muhammad). Kadang-kadang dengan kebahagiaan, dan kadang-kadang dengan kesulitan, berupa ketakutan dan kelaparan, sebagaimana yang Allah SWT berfirman :
(karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan) (Surat An-Nahl:112).
Karena orang yang kelaparan dan takut, hal itu tampak pada diri mereka, dan itulah sebabnya Allah berfiman (pakaian kelaparan dan ketakutan) dan di sini Dia berfirman: (dengan sedikit ketakutan, kelaparan) yaitu sedikit dari itu, (kekurangan harta) yaitu kegilangan sebagian harta (dan jiwa) seperti kematian teman-teman, kerabat, dan orang-orang yang dicintai, (dan buah-buahan) yaitu kekurangan hasil bumi dan tanaman seperti biasanya, sebagaimana sebagian ulama’ salaf berkata: “sebagian pohon kurma yang hanya menghasilkan satu saja”
Semua ini, dan contoh-contoh tentang hal itu adalah cara Allah menguji hamba-hambaNya. Maka siapa saja yang bersabar, maka Dia akan memberinya pahala; dan siapa saja yang putus asa, maka Dia memberi hukuman atasnya. Karena itu Allah SWT berfirman: (Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar). Beberapa mufasir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ketakutan di sini adalah takut kepada Allah, dan kelaparan adalah berpuasa di bulan Ramadan,
Lihat halaman berikutnya >>>