Ketiga, berusaha menjaga lisan, mempunyai sikap rendah hati (tawadhu), dan bekerja keras.
Semua itu mengindikasikan seseorang harus bermuamalah dengan baik terhadap makhluk.
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah,” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan begitu, setiap umat Muslim perlu menjaga lisannya. Karena Allah akan memberikan pertolongan berupa rezeki kepada setiap orang yang berusaha menjaga lisannya dengan baik dan menjadikan orang tersebut sebagai orang yang beruntung. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Mu’minun ayat 1-3, yang berbunyi:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam solatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna."
Selain itu, amalan yang bisa dikerjakan oleh umat Muslim untuk bisa dilapangkan rezekinya ialah dengan memiliki sikap tawadhu atau rendah diri.
Tawadhu adalah sikap rendah hati, kesederhanaan, dan rendah hati dalam perilaku seseorang. Ini merupakan konsep penting dalam Islam yang menekankan pentingnya untuk tidak sombong atau merasa lebih baik dari orang lain.
Sikap ini juga bisa mengajarkan untuk menghargai dan menghormati orang lain tanpa memandang status atau kedudukan sosial mereka. Bahkan, bisa menerima saran dan kritik dari seseorang yang menasehatinya.
Ketika seseorang memiliki sikap tawadhu, maka ia mengakui kebesaran Allah SWT dan segala sesuatu yang ia miliki itu berasal dari pemilik-Nya. Sehingga Allah bisa dengan mudah memberikan rezeki kepada umat yang senantiasa merendah diri.
Rasulullah bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌلِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ (رواه مسلم)
Tidak akan berkurang harta seseorang karena bersedekah, tidaklah Allah menambah terhadap seseorang yang mau memaafkan melainkan kemuliaan dan tidak ada seorangpun yang bersifat tawadhu (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim).
Lihat halaman berikutnya >>>