REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW memberitahukan tentang keutamaan menghindari sikap lemah pada setiap diri seorang Muslim.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Auf bin Malik, Rasulullah SAW memberikan pesan sebagai berikut:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ فَقَالَ الْمَقْضِيُّ عَلَيْهِ لَمَّا أَدْبَرَ حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَلُومُ عَلَى الْعَجْزِ وَلَكِنْ عَلَيْكَ بِالْكَيْسِ فَإِذَا غَلَبَكَ أَمْرٌ فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Dari Auf bin Malik, dia menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan keputusan di antara dua orang laki-laki, kemudian orang yang telah diputuskan itu ketika pergi mengucapkan, "Cukuplah Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah mencela kelemahan, maka hendaklah kalian bersikap bijaksana. Jika kalian menerima sesuatu yang kalian tidak sukai maka ucapkanlah, 'hasbiyallahu wa ni'mal wakiil' (Cukuplah Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung)." (HR Abu Daud dan Ahmad)
Ulama Al Sindhi menjelaskan, hadits tersebut menunjukkan bahwa kelemahan adalah kebalikan dari kebijaksanaan.
Bijaksana berarti bersikap hati-hati dalam setiap perkara, berpedoman pada tadbir (pengelolaan), kemaslahatan, dan memperhatikan faktor-faktor sebab sesuatu terjadi, serta menggunakan akal sehat dalam menghadapi akibat yang diterimanya.
Ketika mengalami kekalahan dari lawan, maka yang patut diucapkan adalah 'hasbiyallahu wa ni'mal wakiil', yang bermakna cukuplah Allah SWT bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung. Karena Allah SWT tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Hadits tersebut juga mengajarkan untuk tidak berputus asa setelah menerima kekalahan, dan ucapkan perkataan sebagaimana ada dalam hadits tersebut. Dengan begitu, seorang Muslim bersikap bijaksana saat mengalami kekalahan.
Baca juga: 10 Cara Keluar dari Kesulitan Masalah Hidup Menurut Alquran dan Hadits
Ulama hadits Al Thibbi juga menjelaskan, hadits tersebut berisi pesan untuk menjauhi kelemahan atau ketidakmampuan. Sedangkan yang dimaksud al-Kays merujuk pada kebijaksanaan.
Bijaksana ialah bersikap hati-hati pada setiap perkara dan mengerjakan sesuatu berdasarkan rencana yang telah disusun agar harapan itu terwujud.
Karena itu, Al 'Ajz (kelemahan) itu berlawanan dengan Al Kays (bijaksana). Dengan demikian, ketika seorang Muslim mengalami kegagalan atau kekalahan, maka harus bersikap bijaksana. Di antaranya dengan mengevaluasi apa faktor penyebab yang membuatnya gagal.