"Kecuali burung-burung jenis besar yang berbeda dibanding lainnya karena memiliki besar rongga dada yang sederhana. Tetapi, dengan lengkungan dan ikatannya di sayap yang kuat, dia bisa membentangkan sayapnya dalam waktu lama," papar Quraish.
Sedangkan burung-burung kecil mengandalkan kepakan sayap dalam terbangnya dan selalu menggerakkan sayapnya ke bawah dan ke depan agar terdorong dan terangkat ketika terbang. Kemudian melipat sayapnya dan tetap terbang dengan kekuatan dorongan yang telah dihasilkannya.
Hal tersebut merupakan konstruksi anatomi berbagai jenis burung yang memungkinkannya terbang menjaga keseimbangan dan mengatur arah tubuhnya ketika terbang.
"Jika burung di awan tidak terjatuh, maka yang di bumi pun tidak tergelincir meski tanpa sabuk pengikat. Padahal bumi berputar-putar bersamanya dengan kecepatan seribul mil per jam dan berputar mengitari matahari dengan kecepatan sekitar 65 ribu mil per jam," terang Quraish.