Ahad 07 Jan 2024 19:15 WIB

Relawan Prabowo-Gibran Minta Anak Muda tidak Alergi Politik

Relawan Prabowo-Gibran meminta anak-anak muda tidak alergi bahas politik.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya saat menghadiri acara deklarasi dukungan relawan Penerus Negeri.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya saat menghadiri acara deklarasi dukungan relawan Penerus Negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Relawan pendukung Prabowo-Gibran, Pilar 08 mengajak Gen-Z dan generasi milenial untuk tidak alergi dan bisa terlibat aktif dalam politik tanah air. Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi mengingatkan, sejarah Indonesia telah menunjukkan peran sentral anak muda dalam sejumlah peristiwa penting. Mulai dari Sumpah Pemuda 1928, hingga peran krusial pemuda pada 1998.

"Karena itu diharapkan anak muda Gen-Z, dan generasi milenial dapat ikut serta dalam pemungutan suara pada 14 Februari 2024," kata Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi dalam sebuah diskusi bersama Gen-Z dan generasi milenial di Markas Pilar 08, Jalan Ahmad Yani nomoe 46, Surabaya, Ahad (7/1/2024).

Baca Juga

Kanisius menjelaskan, Pilar 08 gencar menggelar diskusi bersama Gen-Z dan generiasi milenial untuk saling belajar dan bertukar pikiran, agar tidak kehilangan wawasan politik. Menurutnya, lewat tukar pikiran, anak-anak muda bisa memperoleh pemahaman mendalam tentang politik, mengingat dampaknya yang luas terhadap kehidupan sehari-hari.

"Partisipasi aktif anak muda dalam urusan politik adalah kunci untuk menjamin terwujudnya bonum commune atau kebaikan bersama," ujarnya.

Dosen Ilmu Pemerintahan STPMD APMD Yogyakarta, Goris Sahdan menjelaskan, dari 204,8 juta pemilih yang masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, sebanyak 113 juta di antaranyq merupakan pemilih muda, termasuk Gen-Z dan generasi milenial. Jika dipersentasekan, kata dia, jumlahnya hampir 52 persen dari keseluruhan DPT.

"Tantangan utama mereka terletak pada kecenderungan tidur saat pemungutan suara, berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya," kata Goris.

Padahal, lanjut Goris, pentingnya Pemilu tergambar dalam tiga elemen krusial. Pertama, sebagai bentuk keterlibatan warga negara dalam kedaulatan rakyat; kedua, sebagai arena perubahan pemerintahan; dan ketiga, sebagai kontrol penyelenggaraan pemerintahan.

"Pemilu membentuk pemerintahan baru yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan menciptakan stabilitas politik untuk kelancaran pembangunan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement