REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW memberikan solusi untuk mengatasi marah yaitu dengan duduk beberapa saat. Mengapa disunnahkan demikian?
Dr Nadiah Thayyarah memberikan penjelasan ihwal fakta ilmiah dari sebuah hadits tentang anjuran Nabi Muhammad SAW untuk duduk saat marah. Hal ini dijelaskan dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah". Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
"Jika salah seorang dari kalian marah dan dia sedang berdiri maka hendaklah dia duduk. Jika amarahnya belum mereda maka hendaknya dia membaringkan dirinya." (HR Abu Daud)
Dr Nadiah menuturkan, secara ilmiah terbukti bahwa sejumlah hormon noradrenalin dalam darah dapat bertambah sampai dua atau tiga kali lipat dalam posisi berdiri selama lima menit. Sementara hormon adrenalin, hanya naik sedikit ketika berdiri.
Adapun tekanan jiwa atau emosi dapat menyebabkan penambahan kadar adrenalin dalam jumlah besar ketika dalam posisi berdiri. Karena itu, Nabi SAW menganjurkan orang yang marah untuk duduk jika dia sedang berdiri. Jika amarahnya belum juga mereda, maka ia harus membaringkan dirinya.
Dengan demikian, tak ada jalan lain untuk mengontrol amarah kecuali dengan duduk dan berbaring. Namun, Dr Nadiah juga menyampaikan, sujud lebih baik daripada berbaring, karena sujud dapat menguatkan jantung.
"Pada posisi sujud, jantung menjadi tegak dengan kemiringan hingga 45 derajat. Saat itu, jantung tidak perlu mengerahkan energinya untuk memompa darah, karena ia akan mengalirkan darah ke bawah secara spontan. Sungguh benar sabda Rasulullah dalam hadits di atas," tuturnya.
Selain itu, di antara media pengobatan dan penyembuhan yang dapat dilakukan untuk mengurangi amarah adalah dengan diam. Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda, "Ajarlah, permudahlah dan jangan mempersulit. Jika kau marah maka diamlah, dan jika kau marah maka diamlah. Jika kau marah, maka diamlah!"
Di antara obat penting yang dianjurkan Nabi SAW untuk mengobati marah dan meringankan gejolaknya adalah berdoa membaca taawudz.
عن سليمان بن صُرَدٍ رضي الله عنه قال: كنت جالسًا مع النبي صلى الله عليه وسلم ورجلان يَسْتَبَّانِ، وأحدهما قد احْمَرَّ وجْهُه، وانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِنِّي لأعلم كلمة لو قالها لذهبَ عنه ما يجد، لو قال: أعُوذ بالله من الشَّيطان الرجيم، ذهبَ منه ما يَجد
Baca juga: Nubuat Rasulullah SAW tentang Konflik Internal Umat Muslim Terbukti
Diriwayatkan dari Sulaiman ibn Shurad, dia berkata, "Aku duduk bersama Nabi, lalu ada dua orang laki-laki saling mencaci. Salah seorang dari mereka memerah wajahnya dan uratnya tampak.
Nabi lantas bersabda, "Aku tahu satu kalimat yang jika diucapkan olehnya maka akan hilang darinya apa yang dia alami. Jika dia membaca a'ûdzu billâh min asy-syaithân ar-rajîm, niscaya apa yang dia alami akan hilang."