Senin 11 Dec 2023 00:05 WIB

KFC, Pizza Hut, Unilever Tambah Nggak Cuan Gegara Boikot, Saatnya Lepas Lisensi?

Saham-saham emiten yang terkena boikot kompak turun di pasar saham.

Rep: Retno Wulandhari, Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajakan boikot disebut cukup berdampak kepada pergerakan sejumlah saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Merk dagang ini masuk ke Indonesia melalui pembelian lisensi oleh pengusaha lokal. Sahamnya pun mayoritas dimiliki oleh penduduk domestik.

Semakin tingginya gelombang boikot telah berpengaruh pada nilai saham dan penjualan. Ditengah penjualan yang terus menurun, lisensi brand yang mengharuskan pengusaha lokal membayar royalti pada induk brand apa perlu dilepas?

Baca Juga

Berikut Republika rangkum sejumlah emiten yang diboikot oleh masyarakat lokal dan dunia:

  1. KFC

Restoran cepat saji Kentucky Fried Chiken (KFC) dinaungi oleh PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST). Dalam sebulan terakhir, saham FAST terpantau merosot 1,32 persen dalam sebulan terakhir. Akhir pekan ini, saham PZZA berada di level 745. 

FAST mengakui, imbauan boikot berpengaruh terhadap penjualan  KFC. "Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis kami," tulis manajemen FAST dalam laporan Hasil Public Expose Tahunan yang dirilis 28 November lalu. 

Untuk mengatasi dampak ini, perseroan merespons dengan merilis sejumlah produk baru dan promosi yang dirancang untuk menggantikan transaksi yang hilang. Untuk meminimalkan dampak boikot, perseroan fokus pada promosi intensif terhadap produk-produk yang dijual. 

Dengan menurunnya penjualan produk KFC, manajemen FAST merevisi proyeksi pertumbuhan pada 2024 dari yang sebelumnya 15 persen menjadi 10 persen. Perseroan meyakini dapat mencapai target tersebut melalui strategi yang dimulai akhir 2023. 

Selain membuka gerai baru di daerah, perseroan juga merelokasi gerai yang ada di mal ke gerai tipe free standing. Strategi ini bertujuan untuk memperluas pangsa pasar. 

Manajemen melihat pertumbuhan rata-rata gerai yang sudah berjalan mencapai 6 persen sampai 7 persen. Berdasarkan hal itu, perseroan menjadi lebih yakin untuk memasuki pasar yang lebih potensial dengan ukuran yang lebih besar. 

Sebagai informasi tambahan, sepanjang kuartal III 2023 FAST mencatatkan rugi bersih Rp 152,41 miliar. Dalam materi paparan publik, manajemen FAST menyampaikan sejumlah faktor yang menekan kinerjanya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement