Allah SWT telah memerintahkan Birrul Walidain (berbakti kepada kedua orang tua) di dalam kitab-Nya yang mulia. Agar hal itu bisa menjadi jalan untuk berterima kasih kepada kedua orang tua, memperbaiki ibadah, mengakui keutamaan kedua orang tua, dan memperkokoh ikatan kecintaan di dalam sebuah keluarga.
Dilansir dari buku Wasiat Rasul Buat Lelaki yang ditulis Muhammad Khalil Itani diterjemahkan Ahmad Syakirin diterbitkan AQWAM, 2013. Dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua setelah perintah untuk beribadah kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. (QS An-Nisa Ayat 36)
Jika berbakti dan berlaku baik merupakan suatu tuntutan, sebagai wujud terima kasih atas pemeliharaan yang orang tua lakukan. Maka, bagaimana keadaannya orang yang mengganti rasa terima kasih dengan kekufuran, rasa bakti dengan kedurhakaan, kebaikan dengan kejelekan, dan ketaatan dengan kemaksiatan? Sungguh, ia adalah anak durhaka yang membangkang perintah Rabb-nya. Sebab itu, ia berhak mendapatkan azab dan kehinaan di hari kiamat.