Al-Kitab pada ayat tersebut, ada yang memahaminya dengan 'Lauhul Mahfuzh'. Sehingga, kerusakan besar yang dilakukan Bani Israil itu sudah termaktub dalam pengetahuan Allah sejak azal atau tercatat dalam kitab-Nya yang nyata.
Sejarah, demikian penjelasan Prof Quraish, menyatakan bahwa masyarakat Bani Israil, yang meliputi anak cucu Nabi Sulaiman AS, sepeninggal ayah dan pemimpin mereka yang merupakan Nabi dan Raja itu, telah menyimpang jauh dari tuntunan kitab suci. Sebagian kedurhakaan mereka pun diabadikan dalam Perjanjian Lama.
Di antara kedurhakaan itu ialah menyembah dewa, bintang-bintang dan mempersembahkan anak kandung sebagai sesaji. Bahkan di tempat peribadatan suci, mereka menyediakan apa yang disebut 'Kedeshoth', yaitu wanita-wanita yang pekerjaannya adalah menjual diri untuk memenuhi birahi pria, dan imbalan mereka dimasukkan ke kas rumah peribadatan itu.
Adapun 'Kedeshim', adalah pelacur laki-laki, yang tersedia untuknya kamar khusus atau dalam istilah mereka ialah petak-petak pelacuran bakti yang ada di dalam rumah Tuhan itu. "Masih banyak kedurhaan mereka. Karena itu, mereka dijatuhi siksa oleh Allah," papar Prof Quraish.