Kamis 19 Oct 2023 19:36 WIB

Kisah Hidup Salah Satu Tokoh Pendiri Hamas di Palestina (2-Habis)

Zionis Israel sudah lama menjajah bangsa Palestina.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pejuang Hamas, ilustrasi
Pejuang Hamas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Zionis Israel sudah lama menjajah bangsa Palestina, mereka juga telah banyak melakukan kejahatan dan pelanggaran hukum internasional. Kekejaman zionis Israel atas bangsa Palestina hingga saat ini masih mendapatkan perlawan dari Harakah Muqawamah Islamiyyah (Hamas) yang berdiri pada tahun 1987.

Salah satu tokoh pendiri Hamas, Abdul Aziz Abdul Hafidz Ar-Rantisi dikisahkan dipenjara oleh Israel setelah adanya intifadhah (perjuangan) rakyat Palestina yang pertama pada tanggal 9 Desember 1987.

Baca Juga

Pada tahun 1988, Abdul Aziz Ar-Rantisi ditangkap kembali dan ditahan selama 21 hari. Penangkapan tersebut terjadi setelah adanya baku hantam antara dirinya dengan pasukan Israel yang ingin mendobrak kamar tidurnya. Abdul Aziz Ar-Rantisi terlibat baku hantam untuk menghalangi zionis Israel memasuki kamar, akibatnya zionis berhasil menangkapnya tanpa memasuki kamar.

Selang sebulan dari pembebasannya, Abdul Aziz Ar-Rantisi ditangkap kembali oleh pemerintah Israel pada tanggal 4 Maret 1988. Dia dipenjara oleh pemerintah Israel selama dua setengah tahun. Pemerintah Israel menuduhnya ikut mendirikan dan sekaligus memimpin kelompok Hamas, alasan lain di balik penangkapannya adalah penyebaran selebaran untuk perjuangan rakyat Palestina.

Dalam investigasi yang dilakukan oleh Israel, Abdul Aziz Ar-Rantisi tidak mengakui semua tuduhan. Kemudian Israel memenjarakan Abdul Aziz Ar-Rantisi berdasarkan Undang-Undang Tamir. Israel baru membebaskannya pada tanggal 4 September 1990.

Baru 100 hari Abdul Aziz Ar-Rantisi menghirup udara bebas, pada tanggal 1 Desember 1990, dia ditangkap lagi dan kemudian dipenjara selama setahun sebagai sanksi administrasi.

Pada tanggal 17 Desember 1992, Abdul Aziz Ar-Rantisi diusir lagi oleh zionis Israel ke wilayah Lebanon bagian selatan. Dia diusir bersama 416 mujahid dari para aktivis, kader kelompok Hamas dan jihad islami. Dia menjadi juru bicara resmi orang-orang yang diusir tersebut. Mereka tetap tinggal di perkemahan Al-Audah di daerah penggembalaan Az Zuhur. Usahanya berhasil untuk menggagalkan keputusan pengusiran, akhirnya mereka bisa kembali ke Palestina dan membuang jauh-jauh kemungkinan adanya pengusiran lagi sampai hari ini.

Sekeluarnya dari penjara, Abdul Aziz Ar-Rantisi langsung memainkan perannya dalam memimpin Hamas. Dia berusaha dengan keras untuk mempertahankan keberadaan bangsa Palestina dan tujuan-tujuan kelompok Hamas. Dia juga mendukung rakyat Palestina untuk kembali bangkit, tetapi hal ini tidak mendapat tanggapan dari pemerintah Palestina.

Pada tahun 1996, kelompok Hamas mendapatkan pukulan yang telak dari pemerintah Palestina. Baru setahun dia dibebaskan oleh Israel, pada tanggal 10 April 1998 pemerintah Palestina langsung menangkapnya lagi karena adanya tekanan dari Israel. Hal ini diketahui setelah adanya pengakuan dari beberapa pejabat keamanan pemerintah Palestina.

Abdul Aziz Ar-Rantisi dibebaskan setelah 15 bulan dipenjara, alasan pembebasannya adalah karena kematian ibunya. Setelah itu, dia ditangkap lagi sebanyak tiga kali secara berturut-turut. Di dalam penjara dia mogok makan supaya dibebaskan.

Ketika sebuah penjara milik pemerintah Palestina diserang oleh pasukan Israel. Abdul Aziz Ar-Rantisi sedang berada di dalam sel yang terkunci dalam penjara tersebut, pada saat terjadi serangan penjara tersebut dikosongkan dari para pejabat keamanan agar mereka selamat. Dia di penjara oleh pemerintah Palestina selama 27 bulan, setelah itu pemerintah Palestina sudah berusaha dua kali untuk menangkapnya.

Usaha pemerintah Palestina menangkap Abdul Aziz Ar-Rantisi selalu gagal karena adanya penjagaan yang ketat dari masyarakat terhadap rumahnya.

Pada tahun 1990, Abdul Aziz Ar-Rantisi menamatkan hafalan Alquran di dalam penjara. Dia dalam penjara satu sel dengan Syekh Ahmad Yasin (pendiri Hamas).

Abdul Aziz Ar-Rantisi mempunyai beberapa bait syair, syairnya mengungkapkan bahwa tanah dan rakyat Palestina sangat kokoh bersemayam di hatinya.

Abdul Aziz Ar-Rantisi adalah seorang penulis artikel-artikel dalam bidang politik. Artikel-artikelnya dimuat oleh puluhan majalah dan koran. Sebagian hari-harinya dia habiskan di dalam penjara Israel, di dalam penjara Abdul Aziz Ar-Rantisi selalu ditempatkan seorang diri dan terisolir dari tahanan yang lain.

Pada Sabtu tanggal 25 Safar 1425 Hijriyah atau 17 April 2004, Abdul Aziz Ar-Rantisi gugur sebagai Syahid. Kejadian ini hanya berselang kurang dari satu bulan dari kematian gurunya yakni Syekh Ahmad Yasin.

Abdul Aziz Ar-Rantisi gugur sebagai syahid setelah pesawat tempur Israel menyerang mobilnya.

Kisah Abdul Aziz Abdul Hafidz Ar-Rantisi membela Palestina ini dikisahkan dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement