Kemudian Nabi SAW meletakkan tanganku (tangan Abdullah bin Hawalah) di atas kepalaku. Lalu beliau bersabda, "Wahai putra Hawalah, apabila engkau melihat kekhalifahan telah turun di Tanah yang Suci (Palestina), maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Pada saat itu hari kiamat lebih dekat kepada orang-orang daripada tanganku ini ke kepalamu" (HR Abu Daud).
Turunnya kekhalifahan ke Tanah Suci sebagaimana tercantum dalam hadits tersebut yaitu merujuk pada datangnya dan berpindahnya dari Madinah ke Tanah Suci. Tanah Suci dalam hadits ini adalah Syam atau Palestina. Adanya kekhalifahan di Syam ini pernah terjadi di masa Dinasti Bani Umayyah.
Kekhalifahan adalah kepemimpinan untuk masyarakat umum. Kekhalifahan yang dimaksud di sini, di hadits ini, adalah kepemimpinan nubuwat. Saat kekhalifahan ini ada, maka menjadi tanda mendekati datangnya gempa bumi berupa guncangan dan pergerakan bumi.
Adapun kesedihan yang dimaksud ialah kekhawatiran. Sedangkan, perkara besar mengacu pada musibah atau petaka. Situasi ini menunjukkan bahwa hari kiamat sudah sangat dekat, bahkan lebih dekat dari jarak tangan Nabi SAW dengan kepala Abdullah bin Hawalah.