Rabu 20 Sep 2023 10:55 WIB

Dekatkan Mayat dengan Kuburan Orang Saleh dan Jauhkan dari Kuburan Orang Jahat

Tetangga kubur yang saleh akan memberi manfaat bagi tetangga kubur lainnya.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Warga menabur bunga di makam keluarganya saat berziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (20/3/2023). Menjelang bulan suci Ramadhan, TPU Covid-19 Cikadut ramai dikunjungi peziarah yang datang untuk mendoakan keluarga serta kerabat yang telah wafat.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga menabur bunga di makam keluarganya saat berziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (20/3/2023). Menjelang bulan suci Ramadhan, TPU Covid-19 Cikadut ramai dikunjungi peziarah yang datang untuk mendoakan keluarga serta kerabat yang telah wafat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sangat utama memilih area pemakaman dekat dengan makam orang-orang saleh, makam para ulama, makam orang-orang yang suka berbuat kebaikan semasa hidupnya. Sebab, kelak tetangga kubur yang saleh akan memberi manfaat bagi tetangga kubur lainnya.

Setidaknya berdekatan dengan makam orang saleh dan ahli kebaikan akan sering diziarahi, dan terciprat keberkahan dari orang saleh tersebut. Sebaliknya, usahakan tidak menguburkan mayat bertetanggaan dengan makamnya ahli maksiat, makam orang-orang yang jahat ketika hidup di dunia, makam orang-orang yang menyekutukan Allah ta'ala.

Baca Juga

Sebab, tetangga kubur yang jahat, suka maksiat dan menyekutukan Allah itu hanya akan mengganggu tetangga kubur yang lainnya. Setidaknya bertetangga dengan makam orang yang jahat dan ahli maksiat maka akan lebih jarang diziarahi, lebih-lebih sebagian disebutkan dalam kitab at Tadzkirah karya Imam Qurthubi bahwa mayat akan terganggu dengan keadaan (siksa kubur) yang dialami tetangga kuburnya yang jahat atau ahli maksiat.

Itu sebabnya, dapat diperhatikan ketika mengunjungi Madinah, peziarah akan mendapati pemakaman Baqi, yang mana di pemakaman itu adalah makamnya para sahabat, para ulama, dan orang-orang saleh. Begitu pun di Indonesia, kebanyakan di sekitar makan para ulama adalah makam orang-orang saleh setidaknya para santri dan anak keturunannya.

Imam Qurthubi dalam kitab At Tadzkirah menukilkan beberapa hadits tentang memakamkan mayat bertetangga dengan orang saleh dan menjauhkan dengan kuburan orang jahat.  

خرج أبو سعيد الماليني في كتاب المختلف والمؤتلف ، وأبو بكر محمد بن جعفر الخرائطي في كتاب القبور من حديث سفيان الثوري عن عبد الله بن عقيل عن محمد بن الحنفية عن علي رضي الله عنه أنه قال: أمرنا رسول الله ﷺ أن ندفن موتانا وسط قوم صالحين ، فإن الموتى يتأذون بالجار السوء كما يتأذى به الأحياء.

Artinya: Abu Said Al Maliniy dalam kitab al Mukhtalaf wa mu'talaf dan juga Abu Bakar Muhammad bin Ja'far Al Khara'ithi dalam kitab al qubur menuliskan sebuah hadits dari Sufyan ats Tsauri dari Abdullah bin 'Aqil dari Muhammad bin Hanifah dari Ali r.a. beliau berkata: Kami diperintahkan Rasulullah SAW agar setelah kami mati dimakamkan di tengah-tengah kuburan orang-orang saleh, karena sesungguhnya orang yang telah mati mereka terganggu dengan keburukan tetangga kuburnya seperti terganggunya dia oleh keburukan dan kejahatan tetangganya ketika masih hidup. (Lihat kitab At Tadzkirah halaman 314 yang diterbitkan Maktabah Darul Minhaj).

Dalam hadits lainnya... (ke halaman berikutnya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement