Kiamat juga disebut sebagai As-Sa‘ah artinya waktu atau saat berakhirnya alam semesta. Kata ini bermakna waktu, saat yang akan datang, saat datangnya kehancuran alam semesta. Dalam Alquran, kata ini disebut dalam dua bentuk, nakirah (indefinit/umum) dan ma‘rifah (definit/ tertentu). Di antara keduanya, yang berarti hari kiamat adalah yang berbentuk ma‘rifah.
Penyebutannya yang demikian mengisyaratkan bahwa saat kehancuran alam pasti akan datang dan terjadi. Dalam bentuknya yang ma`rifah, Alquran menyebutnya sebanyak 41 kali.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ
Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya (hari Kiamat),” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. (Quran Surat Al-An‘am Ayat 31).
Ayat tersebut mengisyaratkan adanya orang-orang yang mengingkari datangnya kiamat (as-sa‘ah). Ketika hari itu tiba, mereka ternyata tidak siap, sehingga yang muncul adalah penyesalan, karena banyak melakukan keburukan dan kemaksiatan. Dengan datangnya kiamat, semua dosa yang telah mereka perbuat harus dipertanggungjawabkan.