Sabtu 02 Sep 2023 13:26 WIB

Ini Alasan Deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya Digelar Tanpa Atribut Partai

Surabaya menjadi simbol bahwa Cak Imin membawa mandat dari Nahdliyin dan ulama.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Suasana panggung tempat rencana deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (2/9/2023).
Foto: Republika/Alfian Choir
Suasana panggung tempat rencana deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (2/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Waketum PKB Jazilul Fawaid menyebutkan alasan kenapa deklarasi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang akan digelar siang ini tak menggunakan atribut partai.  "Bahkan hari ini kita bisa saksikan yang hadir meskipun tiga partai kita tidak menggunakan atribut partai," kata Jazilul, Sabtu (2/9/2023). 

Pihaknya menegaskan tak dipakainya atribut partai lantaran ingin menonjolkan pasangan Anies-Cak Imin yang mempunyai wajah mewakili rakyat. Ia juga mengungkapan mereka semua adalah petugas rakyat. "Karena kita ingin capres dan cawapres ini berwajah rakyat, kami ini semua petugas rakyat," katanya. 

Baca Juga

Disinggung soal alasan memilih Surabaya sebagai venue deklarasi, Jazilul mengatakan salah satunya lantaran PKB mempunyai basis massa yang besar di Surabaya. Menurutnya itu juga menjadi simbol bahwa Cak Imin membawa mandat dari Nahdliyin dan ulama. 

"Tentu Surabaya ini kota pahlawan, dan di Surabaya inilah atau Jawa timur juga menjadi bagian setelah kami rembukan (musyawarah) daerah dimana pak Anies dan Muhaimin harus menang. (Kenapa?) Pertama basis PKB besar dan Nahdliyin besar, Gus Muhaimin berangkat membawa mandat Nahdliyyin, mandat ulama jadi Jawa Timur pilihan yang tepat," katanya. 

"Tentu setelah deklarasi ini tidak perlu kode-kode lagi, semuanya akan jalan di Jawa Timur," katanya menambahkan. 

Selain itu, ia juga mengatakan deklarasi Surabaya membawa semangat perjuangan. Hal tersebut terinspirasi dari peristiwa penurunan bendera Belanda di Surabaya, tepatnya itu adalah nama hotel Majapahit yang dulunya bernama Hotel Yamato Soerabaja. 

"Kira kira mengambil semangat perjuangan ketika bendera Belanda diturunkan oleh arek arek Surabaya, dan terjadilah kemerdekaan, setelah di sini ingin terjadi perubahan ke arah perbaikan untuk Indonesia ini," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement