Senin 07 Aug 2023 02:22 WIB

Penjelasan Allah tentang Larangan Mencampuri Urusan Orang Lain

Allah menganjurkan makhluknya untuk berbuat kebaikan, tak campuri urusan orang lain.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi mengangkat dan mengagungkan Alquran sebagai firman Allah.
Foto:

2. Surat Al Hujurat ayat 6

Ayat selanjutnya adalah Surat Al Hujurat ayat 6. Ayat ini menekankan pentingnya verifikasi kabar berita yang beredar dan tidak menggali serta menyebarkannya. Supaya masyarakat tidak terjebak dalam prasangkanya dan akibat buruk yang tak terhindarkan.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS Al Hujurat ayat 6)

3. Surat Al Mu'minun ayat 1-3

Berikutnya yaitu Surat Al Mu'minun ayat 1-3 yang berisi tentang sejumlah ciri orang beriman. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." (QS Al Mu'minun ayat 1-3)

Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa salah satu ciri orang beriman adalah tidak terlibat dalam pembicaraan yang penuh bualan atau omong kosong. Dengan kata lain, tidak ikut campur urusan orang lain adalah tanda orang beriman.

4. Surat Al Isra ayat 36

Dalil lainnya ialah Surat Al Isra ayat 36. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS Al Isra ayat 36)

Ayat tersebut mengandung perintah dari Allah SWT untuk tidak mencampuri urusan makhluk ciptaan-Nya. Ini menunjukkan, bahwa di Hari Kiamat kelak, seorang Muslim bertanggungjawab hanya pada setiap anggota tubuhnya. Bukan tubuh orang lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement