Jumat 21 Jul 2023 05:05 WIB

Amalan Puasa Asyura di Bulan Muharram, Ini Keutamaannya

Setidaknya ada dua keutamaan puasa Asyura pada bulan Muharram.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ribuan warga mengikuti pawai obor memeriahkan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah di Jalan Ciumbuleuit, dan kawasan Punclut, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Selasa (18/7/2023). Pawai obor merupakan salah satu bentuk sukacita umat Islam khususnya di Jawa Barat dalam menyambut tahun baru Islam.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah, yaitu kalender yang digunakan oleh umat Islam. Bulan Muharram memiliki makna tersendiri bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan mengamalkan ibadah puasa sunnah.

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Asep Shalahuddin menjelaskan, Nabi Muhammad SAW menganjurkan pada umatnya agar melakukan ibadah puasa pada bulan Muharram. Hal ini didasarkan pada hadits berikut.

Baca Juga

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasa (sunnah) yang paling utama setelah (puasa) di bulan Ramadan adalah (puasa) pada bulan Allah yang al-Muharram (puasa Asyura), dan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Hadis di atas menunjukkan bahwa puasa sunnah yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadhan adalah puasa sunat pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan puasa Asyura. Setidaknya ada dua keutamaan puasa Asyura pada bulan Muharram.

Pertama, puasa Asyura merupakan salah satu dari empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Dari Hafshah ia berkata: Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW, yaitu: puasa Asyura tanggal sepuluh dan puasa tiga hari setiap bulan serta sholat dua rakaat sebelum subuh.” (HR Ahmad dan an-Nasai).

Kedua, puasa Asyura mempunyai keutamaan dapat menghapus dosa tahun yang lalu. Hal ini berdasarkan hadits berikut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement