REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia jin dan setan dengan dunia manusia, adalah dua dunia yang berbeda. Namun dunia manusia terlihat oleh jin, sedangkan dunia jin tidak terlihat oleh manusia.
Sejak dulu hingga sekarang, hubungan antara manusia dan jin tidak berubah. Artinya, sejak dulu selalu saja ada manusia yang memiliki hubungan dengan golongan jin. Manusia yang menjalin komunikasi dengan jin diabadikan dalam Alquran, pada Surat Al Jin ayat 6 dan Surat Al An'am ayat 128.
Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat." (QS Al Jin ayat 6)
Dalam Surat lain, Allah SWT juga berfirman, "Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua (dan Allah berfirman), "Wahai golongan jin! Kamu telah banyak (menyesatkan) manusia." Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, "Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang." Allah berfirman, "Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain." Sungguh, Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui." (QS Al An'am ayat 128)
Hubungan antara manusia dan jin terangkum dalam dua Surat tersebut. Hubungan tersebut didasarkan pada pertukaran manfaat dan kepentingan masing-masing.
Manusia memiliki kepentingan agar keinginannya terpenuhi dan mendapat perlindungan dari jin. Hal inilah yang membuat manusia senang menikmati hubungannya dengan golongan jin.
Sedangkan jin punya kepentingan lain yang membuat mereka senang, yaitu manusia menyekutukan Allah dan meminta bantuan perlindungan pada mereka. Dalam hubungan timbal balik ini, manusia senang dilindungi jin, dan jin senang ada manusia yang menjadi pengikutnya.
Padahal, sejatinya hubungan tersebut menyesatkan dan merugikan. Manusia yang ada dalam kondisi demikian telah disesatkan oleh jin. Dan sungguh hubungan timbal balik antara manusia dan jin adalah hubungan yang paling buruk dan hina.
Dalam Alquran dikatakan, "Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal Dia yang menciptakannya (jin-jin itu), dan mereka berbohong (dengan mengatakan), “Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan,” tanpa (dasar) pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka gambarkan." (QS Al An'am ayat 100)
Ayat itu menggambarkan hubungan yang paling buruk. Manusia menyembah jin dan jin pun memanfaatkannya agar manusia menyekutukan Allah, sehingga tidak ada untungnya sama sekali bagi si manusia itu.
Al-Qurtubi dalam menafsirkan ayat tersebut, mengatakan, ayat tersebut menggambarkan kebodohan orang-orang musyrik. Dikatakan bodoh karena orang-orang musyrik malah menyembah jin padahal yang menciptakan jin adalah Allah.
"Arti pergaulan mereka dengan jin adalah mereka menaatinya sebagai ketaatan kepada Allah azza wa jalla," jelas Imam Al Qurtubi.