Yang menarik dari ayat tersebut adalah gambaran bahwa Yusuf merupakan anak yang paling disayang oleh ayahnya. Ketika menjadi orang yang paling disayang, maka pasti ada orang yang tak menyukai alias hasad kepada dirinya. Tiada lain, orang tersebut adalah saudara - saudaranya sendiri.
Pelajaran berharga dari ayat tersebut ada pada penjelasan ayat - ayat berikutnya.
Pertama, jika berada di posisi teratas, maka seseorang harus berhati-hati karena ada orang di bawahnya atau di sekitarnya yang iri-dengki-hasad kepada dirinya.
Kedua, Ketika berada di atas jangan lupa mengajak orang yang dibawahnya untuk sama-sama berada di atas. Maksudnya adalah sama-sama maju dan berprestasi. Bukan berprestasi seorang diri.
Ketiga, bahwa ketika menghadapi cobaan dan tantangan berada di atas, haruslah dengan sabar yang indah (shabrun jamil). Maksudnya adalah sabar yang tidak terburu-buru. Sabar menahan diri dengan menunda untuk bertindak sambil memperhatikan semua situasi yang dihadapi.
Ketika menemukan momentum yang pas, barulah bertindak dengan berhati-hati, penuh kearifan, dan menginspirasi banyak orang.
Shabrun Jamil yang dilakukan Nabi Ya'qub adalah tak mudah percaya dengan kabar yang disampaikan saudara Yusuf, bahwa Yusuf dimakan serigala. Padahal dianiaya dan dibuang.
Sedangkan Shabrun Jamil Nabi Yusuf adalah tidak balas menganiaya dan menzalii saudaranya di saat Yusuf berada di puncak karir sebagai orang terhormat di kerajaan. Malah dia mengangkat derajat para saudaranya ke tempat mulia, meskipun sebelumnya, mereka menzalimi Yusuf.