Ahad 21 May 2023 17:11 WIB

Puasa Sunnah di Bulan Dzulqaidah

Dianjurkan puasa Sunnah di bulan Zulkaidah.

Rep: Zahrotul Oktaviani / Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
 Puasa di Bulan Zulkaidah. Foto:. Ilustrasi masjid
Foto: Republika.co.id
Puasa di Bulan Zulkaidah. Foto:. Ilustrasi masjid

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada Ahad (21/5/2023), sudah masuk pada tanggalan bulan Dzulqaidah. Umat Islam bisa melaksanakan sejumlah amal ibadah.

Bulan Dzulqaidah termasuk bulan yang suci dalam Islam, selain Rajab, Muharram, dan Dzulhijah. Di bulan Dzulqaidah, ada ibadah yang sering dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

Salah satunya adalah puasa sunnah. Seorang Muslim juga diutamakan untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Dzulqaidah.

Sebab, Dzulqaidah adalah salah satu dari empat bulan haram. Puasa di bulan haram diutamakan setelah puasa Ramadhan. "Puasalah pada bulan Ramadhan, tiga hari setelahnya, dan pada bulan-bulan haram" (HR Ibnu Majah).

Manfaat kesehatan

Kepala Kelompok Kerja Imunologi Asosiasi Alergi Nasional dan Imunologi Klinis Turki (AID), Profesor Sebnem Kilic Gultekin menyatakan bahwa puasa memberikan manfaat yang baik terhadap kesehatan tubuh. Puasa terutama baik bagi mereka yang mempelajari diet puasa intermiten.

Menurut Gultekin, puasa sama halnya seperti ketika seseorang melakukan diet intermiten. Maka puasa akan memberikan efek yang sangat baik, seperti memperbaiki sel-sel dalam tubuh asalkan asupan makanan dan cairan tercukupi pada saat berbuka dan sahur.

“Ketika tubuh tidak menerima makanan selama 14 jam sampai 16 jam, maka mekanisme pertahanan antioksidan ikut bermain,” kata Gultekin dilansir dari Daily Sabah.

Dia menjelaskan, bahwa perbaikan DNA dimulai di sel dan autofagi, yang merupakan cara tubuh membersihkan sel yang rusak untuk mendapatkan sel baru dan lebih sehat. Perbaikan sel-sel dalam tubuh ini bisa terjadi setelah tubuh mengalami puasa yang panjang.

Gultekin menyatakan bahwa istirahat yang diberikan pada makanan ini memainkan peran penting dalam penghancuran protein yang salah lipat atau berkerumun, pembersihan organel yang rusak dan penghapusan patogen intraseluler.

"Menahan lapar untuk waktu yang lama mengarah pada peningkatan fungsi otak, dan peningkatan kapasitas belajar dan memori. Tubuh keton, yang terjadi sebagai akibat dari pemecahan sel-sel lemak setelah puasa yang lama, menunda penuaan otak dan tubuh kita dan memainkan peran penting dalam fungsi aktif metabolisme,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement