Selasa 16 May 2023 18:08 WIB

Nasihat Islam Menghindari Rasa Iri Atas Pencapaian Orang Lain

Salah satu cara menghindari rasa iri adalah berbaik sangka kepada Allah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Nasihat Islam Menghindari Rasa Iri atas Pencapaian Orang Lain. Foto: Flexing (ilustrasi). Perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial (medsos) cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self-esteem atau harga diri yang rendah.
Foto: www.freepik.com
Nasihat Islam Menghindari Rasa Iri atas Pencapaian Orang Lain. Foto: Flexing (ilustrasi). Perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial (medsos) cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self-esteem atau harga diri yang rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan teknologi yang semakin cepat saat ini didampingi dengan maraknya media sosial. Di platform tersebut, setiap orang kapan saja dan dimana saja dapat mengunggah kesehariannya, mulai dari apa yang ia makan hingga pencapaiannya saat itu.

Apa yang diunggah oleh orang lain bukanlah sesuatu yang bisa kita kontrol. Namun, kita dapat mengontrol rasa iri hati maupun dengki yang muncul ketika melihat capaian seseorang melalui cerita-cerita yang ia bagikan.

Baca Juga

Dalam Islam, rasa iri dan dengki termasuk penyakit hati. Hal ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, bahkan Rasulullah SAW memberikan penegasan untuk menghindarinya.

Dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan Rasulullah pernah bersabda, "Janganlah kamu semua dengki mendengki, jangan putus memutuskan hubungan persaudaraan, jangan benci membenci, jangan pula belakang membelakangi (seteru menyeteru) dan jadilah kamu semua hamba Allah sebagai saudara, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepadamu semua."

Hal yang sama juga disampaikan oleh Allah SWT dalam QS An Nisa ayat 32. Dalam surat tersebut, umat Muslim diberi pesan agar menghindari kebiasaan berangan-angan yang dapat menimbulkan sifat iri hati dan dengki, terhadap karuania yang diberikan Allah SWT.

وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

Wa lā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihī ba'ḍakum 'alā ba'ḍ, lir-rijāli naṣībum mimmaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min faḍlih, innallāha kāna bikulli syai`in 'alīmā.

Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dalam buku Fikih Sosial karya Abdul Aziz Ibn Fauzan Ibn Shalil, dicebutkan Ibnu Qayyim pernah berkata dengki merupakan bentuk penentangan kepada Allah SWT. Orang yang dengki berarti membenci nikmat yang telah diberikan Allah kepada hambanya.

Karena itu, iblis pun menjadi musuh Allah SWT yang paling besar, karena dosanya bersumber dari rasa sombong dan dengki.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menghindari sifat iri dan dengki adalah:

- Membaca doa dan memohon perlindungan agar dijauhkan dari pengakit hati iri dan dengki;

- Berbaik sangka kepada Allah SWT;

- Yakin terhadap ketentuan dari Allah SWT;

- Berlapang dada atas pemberian-Nya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement