Ahad 26 Mar 2023 13:20 WIB

Militer Israel Serang Masjid Al-Aqsha Saat Bulan Suci Ramadhan

Pasukan Israel secara paksa mengusir setiap jamaah Palestina dari Masjid Al-Aqsa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erik Purnama Putra
Polisi Israel menjaga lorong-lorong kota tua Yerusalem saat jamaah Palestina keluar dari Masjid Al-Aqsa setelah shalat taraweh pertama di bulan suci Ramadhan, di Yerusalem, Kamis (23/3/2023).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Polisi Israel menjaga lorong-lorong kota tua Yerusalem saat jamaah Palestina keluar dari Masjid Al-Aqsa setelah shalat taraweh pertama di bulan suci Ramadhan, di Yerusalem, Kamis (23/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan pendudukan Israel dilaporkan menyerbu Masjid Al-Aqsha, Yerusalem, Palestina pada Ahad (26/3/2023) tengah malam. Mereka juga mengusir jamaah Muslim Palestina yang tengah berada di dalamnya pada bulan suci Ramadhan ini.

Sumber lokal Palestina mengatakan, pasukan pendudukan menyerbu ruang sholat Al-Qibli di Masjid Al-Aqsha. Secara paksa, mereka mengusir setiap jamaah dari sana.

Dari laporan yang ada, disampaikan bahwa pasukan pendudukan dikerahkan di Kota Tua Yerusalem yang diduduki. Kehadiran pasukan ini sekaligus untuk mencegah warga Palestina memasuki Masjid Al-Aqsha.

Dilansir diari Jerusalem Post, Ahad, sumber yang ada menjelaskan tujuan aksi pengosongan jamaah dari ruang sholat adalah untuk mengosongkan Masjid Al-Aqsha. Langkah itu sekaligus mempersiapkan serangan harian pemukim Israel ke masjid.

Pasukan pendudukan Israel dilaporkan menahan banyak jamaah Palestina, sambil mengusir mereka dari ruang doa. Banyak video dan foto di jejaring media sosial menunjukkan pasukan ini setidaknya menahan dua orang pemuda Palestina.

Tidak hanya itu, pasukan pendudukan juga disebut memaksa semua jemaah meninggalkan Bab al-Silsilah, sembari mencoba menyita ponsel mereka. Rekaman dari beberapa gerbang menunjukkan warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel yang memblokir gerbang masuk masjid.

Menurut polisi, warga Palestina yang bermalam di masjid bertentangan dengan kesepakatan yang dibuat dengan pihak Dewan Wakaf. Mereka juga menyebut masjid di luar Temple Mount telah disiapkan bagi mereka yang ingin bermalam.

Polisi berusaha membuat mereka yang dibarikade di dalam untuk pergi atas kemauan sendiri, tetapi sebagian besar disebut menolak untuk pergi. Selain itu, pihak keamanan Israel juga menyebut mereka memindahkan warga Palestina karena beberapa dari mereka berencana melakukan kerusuhan pada Ahad pagi setelah sholat Subuh dan selama kunjungan masyarakat Yahudi.

Mantan Mufti Agung al-Aqsha, Ekrima Sabri mengatakan, pendudukan Israel telah memulai kampanyenya gila-gilaan melawan Masjid Al-Aqsha yang diberkahi. "Mereka memerangi penyembahan Tuhan di dalamnya dan mengosongkannya dari jamaah pengasingan," ujar Ekrima.

Juru Bicara Hamas, Abd al-Latif al-Qanou, mengutuk pengusiran warga Palestina. Ia menyatakan penyerbuan oleh pasukan pendudukan dan upaya untuk memindahkan jamaah adalah eskalasi berbahaya yang konsekuensinya akan ditanggung oleh pendudukan.

"Kami memanggil massa dan rakyat kita untuk memulai perjalanan mereka dan berkumpul di alun-alun," ujar Al-Qanou.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement