Senin 20 Mar 2023 19:10 WIB

Catat! Luhut: Insentif Mobil Listrik akan Diumumkan 1 April 2023

Indonesia targetkan 10 persen kendaraan di Indonesia sudah berbasis listrik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
The All New Lexus RZ yang berteknologi mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) untuk pertama Malinda diperkenalkan untuk kinsmen di Indonesia melalui ajang GJAW 2023.
Foto: Republika/Firkah Fansuri
The All New Lexus RZ yang berteknologi mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) untuk pertama Malinda diperkenalkan untuk kinsmen di Indonesia melalui ajang GJAW 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah memberikan bantuan pemerintah untuk pembelian motor listrik, pemerintah juga akan memberikan insentif untuk pembelian mobil listrik. Besaran dan mekanisme insentif akan diumumkan pada 1 April 2023.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan selain motor listrik, pemerintah juga akan memberikan insentif untuk mobil listrik. Namun, besaran dan mekanisme akan diumumkan lebih lanjut pada 1 April 2023.

"Dengan langkah ini kami berharap akan mendorong kendaraan listrik di masyarakat. Kami memahami harga kendaraan listrik saat ini masih mahal bagi masyarakat, untuk itu kami mengambil langkah ini," kata Luhut di Kantor Kemenko Marves, Senin (20/3/2023).

Luhut juga menjelaskan, dengan harga kendaraan yang terjangkau bagi masyarakat maka bisa mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia. Luhut menilai langkah cepat ini perlu diambil agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar.

"Indonesia berisiko akan menjadi pasar saja jika kita tidak bertindak cepat. Dengan target 10 persen kendaraan di Indonesia sudah berbasis listrik maka bisa meningkatkan daya saing Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik dunia," kata Luhut menambahkan.

Luhut menjelaskan, upaya ini bisa menjadi langkah dalam pengurangan impor minyak mentah. Sebagai negara net importir minyak mentah Indonesia perlu melakukan langkah strategis untuk kemandirian energi.

"Indonesia ini negara importir BBM, kalau ini bisa kita percepat kita bisa tekan impor minyak. Kita harus bisa bertransformasi mengelektrifikasikan transportasi kita sehingga kita bisa sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement