Sabtu 11 Mar 2023 19:33 WIB

Derajat Hadits tentang Menyambut Ramadhan dengan Gembira

Ada satu hadits populer yang menyebut menyambut Ramadhan dengan gembira.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Derajat Hadits tentang Menyambut Ramadhan dengan Gembira. Foto: Ilustrasi Ramadhan
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan bulan suci yang selalu dirindukan umat Islam yang beriman. Saat menyambut datangnya bulan Ramadhan, umat Islam banyak yang mengucapkan "Marhaban ya Ramadhan", yang artinya selamat datang bulan suci Ramadhan.

Ucapan tersebut dipasang di spanduk, baliho, dan berbagai media lainnya untuk menyambut datangnya tamu agung Ramadhan. 

Baca Juga

Menjelang bulan Ramadhan, umat Islam juga dianjurkan untuk menyambutnya dengan riang gembira. Salah satu hadits populer yang kerap dikaitkan dengan datangnya bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:

ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ

Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka. (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin)

Namun, sebagian ulama menyebutkan bahwa hadits tersebut dhaif bahkan maudhu' (palsu). Dalam salah satu artikelnya yang berjudul "Meneliti Hadits Palsu", Ustadz Abdul Somad (UAS) pun menyatakan dengan tegas bahwa hadits tersebut palsu. 

Menurut UAS, Ini hadits palsu yang tidak ada dasarnya sama sekali, baik dalam kitab-kitab shahih maupun maudhu’ (kumpulan hadis palsu). Namu, menurut UAS, kepalsuan hadits ini tidak membuat hati umat Islam berubah dalam menyambut bulan suci Ramadan. Karena, dalam hadis shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

“Telah datang kepada kamu bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan puasa bagi kamu di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan”. (HR an-Nasa’i).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement