Jumat 24 Feb 2023 08:15 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Membumikan Pesan Universal Isra Mi'raj

Kewajiban sholat bersifat mutlak.

Ilustrasi jamaah shalat wanita. Naskah Khutbah Jumat: Membumikan Pesan Universal Isra Mi'raj
Foto:

Saudara-Saudara yang Budiman

Ketika telah sampai di langit ketujuh, Nabi Muhammad Saw hendak melanjutkan naik ke langit Sidratul Muntaha. Akan tetapi, Malaikat Jibril mengatakan kepadanya jika dirinya tidak bisa menemaninya karena yang sanggup hanyalah Nabi Muhammad Saw saja. Akhirnya, naiklah dia ke Sidratul Muntaha sampai bersua secara langsung dengan Allah. Sungguh luar biasa sang nabi bisa bersua Allah. Tapi yang jadi pertanyaan apa yang dilakukan setelah itu?

Di sini, Nabi Muhammad Saw mendapat titah dari Allah tentang kewajiban melaksanakan salat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam. Setelah mendapat titah dari Allah nan kaya pengajaran itu, lalu Nabi Muhammad Saw turun dan sampai di langit keenam bersua dengan Nabi Musa a.s. Di sini Nabi Musa a.s bertanya kepadanya ihwal hasil pertemuannya dengan Allah. “Aku mendapat titah untuk melaksanakan salat 50 kali dalam sehari semalam,” ujar Nabi Muhammad Saw.

“Kembalilah kamu duhai Muhammad kepada Tuhanmu. Karena sungguh umatmu tiada sanggup mengerjakan titah tersebut,” kata Nabi Musa a.s. Lalu Nabi Muhammad Saw kembali bersua Allah untuk memohon dispensasi (keringanan) sampai berkali-berkali. Dan akhirnya Nabi Muhammad Saw memperoleh dispensasi dengan mengurangi jumlah salat jadi 5 waktu dalam sehari semalam.

Lantas menemui Nabi Musa a.s dan baginya masih terlalu berat untuk dikerjakan oleh umatnya. Namun, Nabi Muhammad Saw nian canggung untuk meminta dispensasi kepada Allah. Sehingga, kewajiban salat lima waktu dalam sehari semalam itu telah absolut untuk dikerjakan oleh seluruh umat Islam di persada buana tanpa bisa diganggu gugat.

Akhirnya, Nabi Muhammad Saw pun turun setelah melakukan perjalanan Isra Mikraj. Salah satu buah tangan yang dibawanya berupa titah untuk menunaikan salat 5 waktu dalam sehari semalam. Dengan menunaikan salat 5 waktu, itu berarti sepadan dengan telah mendirikan salat sebanyak 50 kali.

Inilah titik permulaan Allah seru kepada seluruh hamba-Nya terkasih untuk menunaikan titahnya yakni salat 5 waktu sebagai bentuk dari surat undangan untuk berkomunikasi kepada-Nya seraya meminta petunjuk dan pengharapan yang baik bagi keberlanjutan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2023/02/16/membumikan-pesan-universal-isra-mikraj/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement