Menjaga lisan adalah sendi utama keimanan
Keimanan di sini diibaratkan dengan lisan sebagai salah satu komandan organ-organ utama tubuh.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ، قَالَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: تُصْبِحُ الأَعْضَاءُ تُكَفِّرُ اللِّسَانَ تَقُولُ :إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا (رواه النسائي)
“Dari Abi Sa’id Rasulullah Saw. bersabda: Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan tunduk kepada lisan lalu berkata, “Takutlah kepada Allah untuk kami, kami bergantung padamu. Bila engkau lurus, kami pun lurus. Dan bila engkau bengkok, kami pun bengkok.” (HR. An-Nasa’iy)
Hadits ini terekam dalam Sunan an-Nasa’iy al-Kubra vol. 8: 165; Al-Muwattha’ no. 2841; Musnad Abu Ya’la no. 1185, dimana menurut Nashiruddin Al-Albani, dinilai hasan. Dalam Hadits lain gamblang dijelaskan bahwa menjaga lisan adalah salah satu pokok keimanan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda : Siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata-kata baik atau diam, dia tidak menyakiti tetangganya, (dan) memuliakan tamunya” (HR. Al-Bukhari)