Senin 02 Jan 2023 09:00 WIB

10 Ayat Surat Al Kahfi Menjadi Penangkal Fitnah Dajjal

Surat Al Kahfi menceritakan tentang para pemuda yang mengasingkan diri ke gua.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
10 Ayat Surat Al Kahfi Menjadi Penangkal Fitnah Dajjal. Foto: Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania
Foto: ammancity.gov.jo
10 Ayat Surat Al Kahfi Menjadi Penangkal Fitnah Dajjal. Foto: Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dajjal merupakan makhluk pengacau yang akan muncul di akhir zaman. Dengan kesaktianya Dajjal akan membuat fitnah kepada umat manusia akhir zaman.

Rasulullah menyarankan umatnya membaca 10 ayat dari surah Al-Kahfi agar tidak terkena fitnah Dajjal. "Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat al-Kahfi maka dia terpelihara dari fitnah ad-Dajjal.” (HR. Muslim dan Abu Daud melalui Abu ad-Darda’).

Baca Juga

Prof Hamka dalam karyanya Tafsir Al-Azhar menjelaskan, surat ini dinamai surat al-Kahfi yang secara harfiah berarti gua. Nama tersebut diambil dari kisah sekelompok pemuda yang menyingkir dari gangguan penguasa zamannya, lalu tertidur di dalam gua selama tiga ratus tahun lebih.

 

Sahabat-sahabat Nabi SAW pun menunjuk kumpulan ayat-ayat surah ini dengan nama surah Al-Kahfi. Riwayat lain menamainya dengan surah Ashhab Al-Kahf. Surah ini merupakan wahyu Alquran yang ke 68 yang turun sesudah surah al-Ghasyiyah dan sebelum surah asy-Syura.

Surat Al-Kahfi terdiri dari 110 ayat terdiri yang menurut mayoritas ulama, kesemuanya turun sekaligus sebelum Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah. Prof Hamka mengatakan, memang ada sebagian ulama yang mengecualikan beberapa ayat, yakni dari ayat pertama hingga ayat kedelapan.

Ada juga yang mengecualikan ayat 28 dan 29. Pendapat lain menyatakan ayat 107 sampai dengan 110. Pengecualian-pengecualian itu dinilai oleh banyak ulama bukan pada tempatnya.

Ada keistimewaan tersendiri yang ditemukan ulama pada penempatan

surah ini, yaitu ia adalah pertengahan Alquran, yakni akhir dari juz XV dan awal juz XVI. Pada awal surahnya terdapat juga pertengahan dari huruf-huruf al-Q ur’an yaitu huruf  "ta" pada firman-Nya "wal yatalatbthaf ayat 19.

Ada juga yang menyatakan bahwa pertengahan huruf-huruf Alquran adalah huruf "nun" pada firman-Nya: "laqad ji’ta syai’an nukran" ayat 74.

Thabathaba’i berpendapat bahwa surah ini mengandung ajakan menuju kepercayaan yang haq dan beramal saleh melalui pemberitaan yang menggembirakan dan peringatan, sebagaimana terbaca pada awal ayat-ayat surah dan akhirnya.

Sayyid Quthub menggarisbawahi bahwa ‘kisah’ adalah unsur yang terpokok pada surah ini. Pada awalnya terdapat kisah Ashhab al-Kahf, sesudahnya disebutkan kisah dua pemilik kebun, selanjutnya terdapat isyarat tentang kisah Adam as. dan iblis.

Pada pertengahan surah, diuraikan kisah

Nabi Musa as dengan seorang hamba Allah yang saleh, dan pada akhirnya

adalah kisah Dzulqarnain. Sebagian besar dari sisa ayat-ayatnya adalah komentar menyangkut kisah-kisah itu, di samping beberapa ayat yang menggambarkan peristiwa Kiamat.

Benang merah dan tema utama yang menghubungkan kisah-kisah surah ini adalah pelurusan akidah tauhid dan

kepercayaan yang benar. Pelurusan akidah itu, menurut Sayyid Quthub seperti juga Thabathaba’i, diisyaratkan oleh awal ayat surah ini dan akhirnya.

A l-Biqa‘i berpendapat bahwa tema utama surah ini adalah menggambarkan betapa Alquran adalah satu kitab yang sangat agung, karena Alquran mencegah manusia mempersekutukan Allah. Mempersekutukan Allah bertentangan dengan keesaan-Nya yang telah

terbukti dengan jelas pada uraian surah yang lalu, yang dimulai dengan

( u b w i) subhana, yakni menyucikan-Nya dari segala kekurangan dan sekutu.

Surah ini juga menceritakan secara haq dan benar berita sekelompok manusia yang telah dianugerahi keutamaan pada masanya, sebagaimanadiuraikan oleh surah al-Isra’ yang menyatakan bahwa Allah memberi keutamaan siapayang dikehendaki-Nya, dan melakukan apa saja yang dikehendakiNya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement