Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Semakin jauh kita melangkah, maka yang semakin tampak adalah ketidaktahuan kita. Tepat jika dikatakan bahwa kita senantiasa menyadari betapa banyaknya hal yang belum kita ketahui. Seberapa pun banyak hal yang telah kita ketahui di dunia ini, tetap saja yang tidak kita ketahui jauh lebih banyak dan pengetahuan Allah melingkupi segala sesuatu. Sebagaimana Allah telah memperingatkan hal ini dalam QS. Luqman (27):
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan seluruh lautan menjadi tintanya, dan ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dalam QS. Al-Hasyr ayat 22 Allah Swt pun mempertegas eksistensi-Nya akan pengetahuan-Nya yang mencakup segala sesuatu:
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
Artinya: Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Melalui berbagai teori serta teknologi mutakhir yang ditemukan manusia, seolah menampar dan sekaligus menyadarkan kita akan semakin kerdilnya manusia dihadapan realitas yang terjadi di alam semesta. Pengetahuan manusia seakan dibuat tidak berdaya oleh ciptaan Tuhan yang melingkupi segala hal.
Lewat penemuan seperti mikroskop elektron, kini manusia mampu menjelajahi rentang skala terkecil yang sangat mengagumkan. Kita bisa melihat atom, selebar sepersepuluh dari sepersejuta dari satu milimeter. Dengan menggunakan teleskop raksasa, manusia mampu menyaksikan jarak terjauh di alam semesta yang berjarak hingga 46,5 miliar tahun cahaya.
Dengan ditemukannya sebagian kecil dari misteri alam semesta yang sebelumnya tak diketahui manusia, tidak sepatutnya membuat kita sombong dan berhenti untuk belajar. Justru sebaliknya, harus membuat kita semakin bersyukur atas kebesaran-Nya dan kemudian mengakui bahwa kemampuan manusia sangatlah terbatas. Mengakui segala kelemahan diri bahwa manusia bukan siapa-siapa di alam raya yang begitu luas ini.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur (QS. Al-Furqan: 62).
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ .اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيمَاناً لاَ يَرْتَدُّ وَنَعِيماً لاَ يَنْفَدُ وَمُرَافَقَةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- فِى أَعَلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ .رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا .رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن .وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.