Kamis 10 Nov 2022 16:26 WIB

Dajjal akan Datang Membawa Air dan Api, Manakah yang Harus Kita Pilih?

Dajjal mempunyai sejumlah ciri fisik yang tak lazim dan membawa fitnah untuk manusia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Dajjal/ilustrasi. Dajjal mempunyai sejumlah ciri fisik yang tak lazim dan membawa fitnah untuk manusia
Foto: conmedisys.com
Dajjal/ilustrasi. Dajjal mempunyai sejumlah ciri fisik yang tak lazim dan membawa fitnah untuk manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dajjal sebagai sosok yang digunakan Allah SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya pada masa penuh fitnah. 

Dengan hadirnya Dajjal, menurut Dr Yusuf al-Qardhawi, dalam kitab Sunnah Rasul orang-orang yang benar-benar mengikuti sunnah Rasul SAW akan tampak. Begitu pula, siapa pun yang munafik atau kafir akan jelas. Mereka berbondong-bondong menjadi pengikut Dajjal.   

Baca Juga

Syekh al-Qaradhawi, menjelaskan sebagaimana diceritakan dalam hadits, di antara kemahiran tipu daya Dajjal ialah kemampuannya menyulap' kebenaran dengan kebatilan. 

Begitu pula sebaliknya. Dajjal disebutkan keluar membawa air dan api. Nabi Muhammad SAW bersabda:  

لَأَنَا أعلمُ بما مع الدجالِ منَ الدجالِ ، معه نهرانِ يجريان ، أحدُهما رأْيَ العينِ ماءٌ أبيضُ ، والآخرُ رأيَ العينِ نارٌ تَأَجَّجُ ، فإمَّا أدْرَكَهُنَّ ، واحدٌ منكم ، فلْيَأْتِ النهرَ الذي يراه نارًا ، ثُمَّ لْيَغْمِسْ ، ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رأسَهُ فيَشْرَبُ ، فإِنَّه ماءٌ بارِدٌ

“Sungguh, aku tahu apa yang ada bersama Dajjal, bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Salah satunya secara kasat mata berupa air putih, dan yang lainnya secara kasat mata berupa api yang bergejolak.

Bila ada yang menjumpainya, hendaklah mendatangi yang ia lihat berupa api dan hendaklah menutup mata, kemudian hendaklah menundukkan kepala lalu meminumnya. Karena, sesungguhnya itu adalah air dingin.” (HR Muslim). 

“Yang dilihat manusia sebagai api, sebenarnya air. Sedangkan, apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya adalah api,” kata Syekh al-Qaradhawi. 

Syekh al-Qaradhawi menyebutkan, rekayasa Dajjal semakin sempurna karena bersamanya ada dukungan materi yang melimpah. Melalui dua hal ini, tipu muslihat dan iming-iming materi Dajjal hadir memperdaya umat manusia. Oleh karena itu, mayoritas pengikut Dajjal adalah mereka yang tidak memiliki kemampuan memilih antara yang hak dan batil.

Doa dihindarkan dari ulah Dajjal 

Rasulullah SAW memberi tuntunan kepada kita untuk menghadapi fitnah Dajjal. Caranya dengan berdoa, memohon kepada Allah SWT. Jangan sok-sokan dengan kemampuan diri sendiri. Pesan beliau shalallahu 'alaihi wasallam terkait hal itu ialah segera menyingkir dari cakupan fitnah Dajjal. 

- مَن سَمِعَ مِن الدَّجَّالِ فلينأ مِنهُ ؛ من سَمِعَ من الدَّجَّالِ فلينأ منهُ ؛ فإنَّ الرَّجلَ يأتيهِ يحسِبُ أنَّهُ مؤمنٌ فما يزالُ بِه لما معَه منَ الشُّبَه حتَّى يتَّبعَه

“Siapa yang mendengar keberadaan Dajjal, hendaknya dia menjauh darinya. Sungguh demi Allah! Ada seorang mendatanginya dalam keadaan dia mengira bahwasanya dia itu beriman. Namun, pada akhirnya dia malah menjadi pengikutnya disebabkan syubhat-syubhat yang dia (Dajjal) sampaikan. (HR Ahmad).

Untuk mengantisipasi fitnah Dajjal, Rasulullah mengajarkan tentang amalan-amalan. Misalnya, membaca 10 ayat pertama surah al-Kahfi. Sabda beliau: 

مَن حَفِظَ عَشْرَ آياتٍ مِن أوَّلِ سُورَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

“Siapa di antara kalian yang menghafal 10 ayat pertama surat Al-Kahfi maka akan dijaga dari Dajjal.” (HR Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan 10 ayat terakhir surat al-Kahfi. 

Cara lainnya, yakni memanjatkan doa kepada Allah, yakni setelah selesai tasyahhud akhir atau sebelum salam dalam shalat. Teksnya sebagaimana dikutip dari hadis riwayat Imam Muslim, yakni: 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannam, wamin adzaabil qobri, wamin fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal.

 (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, dari fitnah kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah al-masih ad-Dajjal). Meski di antara kita tidak ada yang tahu kapan Dajjal itu akan muncul, seyogianya kita tetap berhati-hati.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement