Jumat 21 Oct 2022 00:30 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Memaknai Taqwa Sebagai Kehati-hatian

Pentingnya melangkah dengan hati.

Ilustrasi Takwa/taqwa. Naskah Khutbah Jumat: Memaknai Taqwa Sebagai Kehati-hatian
Foto:

Hadirin yang dirahmati Allah SwT

Ada sebuah hadis populer yang menjelaskan tentang arti penting hati dalam kehidupan manusia. Hadis ini menegaskan bahwa hati adalah penentu kualitas hamba di hadapan Tuhanya. Berikut bunyi hadisnya:

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya akan menjadikan baiknya hati. Yaitu dengan memiliki rasa takut, rasa cinta pada Allah, dan ikhlas dalam niat. Sedang rusaknya hati karena terjerumus kepada  hal-hal yang maksiat, yang haram, dan perkara-perkara syubhat (yang masih samar hukumnya).

Hadirin yang dimuliakan Allah SwT

Akhir-akhir ini kita dipertontonkan beberapa perilaku manusia yang sembrono, melangkah tanpa hati, dan berperilaku tanpa akhlak. Paling sering kita lihat adalah paras atau wajah para koruptor yang jelas-jelas tertangkap tangan (OTP), dipakaikan rompi orange, tapi dengan santai (saat siaran pers) masih bisa senyum dan berkilah. Budaya malu sepertinya sudah hilang darinya. Padahal malu adalah sebagian dari iman.

Jauh sebelum para koruptor ini tertangkap tangan, saat pengambilan sumpah jabatan, mereka bersedia untuk menjadi hamba yang bertakwa. Apa itu takwa? Sebagaimana penjelasan di atas, takwa adalah kehati-hatian. Bukan sebaliknya sembrono, sombong, dan maksiat.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ تَوَاضَعَ لِلهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَّبَرَ وَضَعَهُ اللهُ}.

“Nabi SAW bersabda: ‘Barang siapa yang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat) nya (di dunia dan akhirat). Dan siapa yang sombong maka Allah akan merendahkannya.” (HR Imam Ibnu Mandah dan Imam Abu Nu’aim).

Terbaru, adalah kasus penembakan yang dilakukan oleh seorang jendral di Mabes Polri kepada ajudannya seorang polisi muda. Entah apa yang ada dibenak sang jendral ini hingga tega berperan sebagai malaikat pencabut nyawa bagi ajudannya tersebut. Secara kasat mata, peristiwa tersebut jelas jauh dari akhlak mulia, dan dilakukan tanpa melibatkan hati nurani yang bersih. Atau mungkin fungsi hatinya sudah berkurang drastis akrena kemaksitan demi kemaksiatan yang ia lakukan. Hatinya tak lagi jernih, sehinga menghalangi masuknya cahaya tuhan.

 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/30/kehati-hatian/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement