Rabu 19 Oct 2022 16:58 WIB

Enam Pelajaran dari Alquran tentang Menjalani Kehidupan yang Baik

Kebahagiaan di dunia dan akhirat dapat diraih dengan panduan Alquran.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi membaca Alquran. Kebahagiaan di dunia dan akhirat dapat diraih dengan panduan Alquran
Foto:

2. Tidak ada beban dosa yang bertumpuk

Allah SWT berfirman dalam Alquran bahwa beberapa hukuman atas dosa manusia dalam kehidupan dunia ini datang dalam bentuk masalah, kesulitan, penundaan dan kesulitan. 

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy Syura ayat 30) 

Namun, karena orang-orang beriman memiliki kebiasaan untuk terus-menerus bertobat kepada Allah dengan tulus untuk dosa-dosa dan kesalahan mereka sehari-hari, maka mereka tidak memikul beban dosa di pundak, seperti hati yang menghitam dan hati nurani yang bersalah. 

Karena mereka juga tidak pernah berbuat salah atau menindas orang lain dengan sengaja, mereka merasa ringan dan terbebaskan. Akibatnya, urusan mereka menjadi lebih mudah daripada menjadi sulit  

3. Berkah (pertumbuhan dan kemurnian) dalam ketentuan halal

Orang-orang beriman mendapatkan uang hanya melalui sarana penghidupan yang halal. Akibatnya, bahkan jika jumlah pendapatan mereka tampaknya lebih kecil dari orang-orang yang zalim dan kafir, Allah SWT memberkati mereka dengan pertumbuhan yang luar biasa dan berkah dalam rezeki.  

Misalnya, mereka memiliki kesehatan yang baik, stamina, ingatan yang tajam, produktivitas sepanjang waktu, energi untuk melakukan perbuatan saleh yang lebih mulia, mencintai keluarga, serta keuntungan/pertumbuhan jangka panjang lainnya dalam aset mereka  

Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian 

4. Pelepasan dari hal-hal duniawi

Orang-orang beriman yang berkorban di jalan Allah dan berjuang keras dalam melakukan perbuatan benar untuk menyenangkan Allah, diganjar dengan jenis “kekayaan” yang unik dan tak ternilai harganya.  

Kekayaan ini membuat mereka selalu merasa damai, tenang, serta tidak terpengaruh oleh kekhawatiran, ketakutan, harapan dan penderitaan yang biasa mengganggu orang-orang kafir.

'Kekayaan' ini adalah ketidakterikatan total maupun kurangnya ketergantungan pada sarana dan orang secara duniawi untuk menyelesaikan sesuatu. Seorang mukmin yang menyibukkan diri dengan amal saleh, tidak khawatir jika menemui kesalahan atau rintangan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement