Jumat 30 Sep 2022 05:05 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Keistimewaan Istighfar, Sebuah Kisah Imam Ahmad

Istighfar dapat berarti mohon ampun, bertaubat atas perbuatan buruk yang dilakukan.

Naskah Khutbah Jumat: Keistimewaan Istighfar, Sebuah Kisah Imam Ahmad
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan, Alumni Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan 

‎اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا

Baca Juga

‎ أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

‎َقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

‎صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pada hari yang mulia ini, pada hari Jum’at, tiada kata yang patut kita ucapkan melainkan rasa syukur kepada Allah Subhānahū wa Ta’ālā yang telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga kita dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh keridhaan-Nya.

Jama’ah Shalat Jum’at yang Berbahagia

Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah-tercurah kepada baginda nabi Muhammad SAW yang merupakan contoh terbaik dalam menampilkan sikap syukur dan sabar. Kalaulah tidak dengan kesabaran dan kegigihan beliau dalam memperjuangkan agama Allah ini, sudah barang tentu kita tidak bisa mengecap indah dan lezatnya nikmat Iman dan Islam.

Jama’ah Shalat Jum’at yang Berbahagia

Dalam Islam, salah satu cara yang biasanya dilakukan oleh seseorang ketika melakukan kesalahan adalah membaca istighfar, yaitu memohon ampunan kepada Allah swt atas kesalahan yang telah dilakukannnya.

Kata istighfar berasal dari kata غفر (ghofaro yaghfiru) yang bermakna mengampuni atau memaafkan. Di dalam kamus Al-Munawwir Istighfar diartikan (4 artian) yaitu mengampuni, menutupi, memperbaiki, dan mendoakan. Kemudian menurut Imam Ar-Raghib Al-Asfahani dalam kitabnya Mufradat li Alfadh Al-Qur’an, istighfar adalah meminta ampun kepada Allah Swt dari segi ucapan dan juga perbuatan.

Istighfar dapat berarti memohon ampunan, bertaubat atas perbuatan buruk yang telah dilakukan. Sebagai hamba, karena manusia sangat membutuhkan ampunan Allah, sehingga sangat dianjurkan untuk beristighfar. Karena beristighfar dapat dilakukan di manapun dan kapanpun setiap waktu. Kecuali pada tempat-tempat yang dilarang oleh syatiat.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. “Telah menceritakan pada kami Yahya ibn Yahya dan Qutaibah ibn Sa’id dan Abu ar-Rabi’ al-‘Atakiy, seluruhnya dari Hammad. Yahya berkata: telah menceritakan pada kami Hammad ibn Zaid dari Tsabit dari Abi Burdah. Dari al-‘Aghari al-Muzabiy, mereka semua adalah para sahabat, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya istighfar itu selalu meliputi hatiku dan sungguh aku selalu memohon ampun kepada Allah setiap hari sebanyak seratus kali” [HR. Muslim].

 

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/16/khutbah-jumat-keistimewaan-istighfar/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement