Senin 05 Sep 2022 11:35 WIB

Tafsir An Naml Ayat 80: Jika Hati Sudah Terkunci, Petunjuk Nabi pun tak Bisa Menyadarkan

Nabi tidak mampu memasukkan petunjuk ke dalam hati orang yang sudah terkunci mati.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Tafsir An Naml Ayat 80: Jika Hati Sudah Terkunci, Petunjuk Nabi pun tak Bisa Menyadarkan
Foto:

Melihat hal itu, sebagian sahabat, di antaranya Umar bin Khattab, menyatakan keheranannya dengan bertanya mengapa Rasulullah berbicara dengan orang yang sudah meninggal. Menanggapi hal itu, Rasulullah bersabda: Kamu tidak lebih mendengar daripada mereka terhadap apa yang aku katakan, hanya saja mereka tidak dapat menjawab. (Riwayat Imam Muslim dari Anas bin Malik)

Pengertian yang terkandung dalam hadis di atas adalah bahwa orang-orang yang masih hidup dan mayat-mayat itu sama dapat mendengar ucapan Nabi. Akan tetapi, orang yang masih hidup dapat menjawab, sedangkan mereka tidak.

Dalam beberapa hadis yang sahih diterangkan pula oleh Nabi bahwa bila seorang mayat telah selesai dimasukkan ke kuburnya, ia dapat mendengar suara sepatu atau terompah orang-orang yang mengantarnya. Sebagai seorang penyampai risalah Allah, Nabi tidak dapat memberi hidayah kepada orang-orang musyrik untuk menjadi mukmin sebagaimana yang terjadi dengan paman Nabi yaitu Abu Thalib yang hingga akhir hidupnya tidak beriman.

"Sungguh, engkau (Nabi Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk" (Al-Qasas: 56)

Tugas Nabi hanya memberi petunjuk dalam arti memberi bimbingan (irsyad), memberi keterangan (bayan), dan melaksanakannya, sebagaimana firman Allah: "Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus." (QS Asy-Syura: 52)

Pengertian hidayah pada Surah al-Qasas ayat 56 di adalah “taufik”. Hal ini mengandung pengertian bahwa Nabi tidak mempunyai kewenangan untuk memberi taufik kepada manusia, walaupun terhadap orang yang dicintainya, misalnya Abu Thalib.

Hanya Allah yang dapat memberi hidayah dalam arti taufik kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Adapun hidayah pada Surat As-Syura: 52 bermakna tabyin dan irsyad. Hal ini berarti bahwa Nabi mempunyai kewenangan untuk memberi penjelasan dengan petunjuk yang luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement