Ahad 04 Sep 2022 04:23 WIB

Makna Ash-Shamad, Kata yang Hanya Disebutkan Sekali dalam Alquran

Allah tidak menciptakan makhluk untuk memperkaya-Nya atau memberdayakan-Nya.

Bagian kubah dan menara Masjid At-Thohir di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). Makna Ash-Shamad, Kata yang Hanya Disebutkan Sekali dalam Alquran
Foto:

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah menyediakan segala sesuatu untuk makhluk-Nya, tetapi Dia tidak bergantung pada mereka untuk apapun. "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan." (Alquran, 51: 56-57).

Dari ayat tersebut dijelaskan, bahwa Allah tidak menciptakan makhluk untuk memperkaya-Nya atau memberdayakan-Nya. Dia menciptakan kita hanya untuk menyembah-Nya. Selain itu, Allah bebas dari segala kekurangan dan ketergantungan. Dia tidak melahirkan, dan juga tidak diperanakkan.

Apa makna atau manfaat dari mengetahui nama Allah ini?

Al-Ouda mengatakan, ketika manusia percaya dalam hatinya bahwa Tuhan Maha Hidup, tidak membutuhkan siapa pun selain mampu memenuhi kebutuhan semua, menjadi wajar jika manusia berpaling kepada Allah dan menggantungkan harapan hanya kepada-Nya.Ibnu Abbas meriwayatkan:

"Aku bersama Rasulullah suatu hari, ketika dia berkata kepadaku: "Anak muda, aku akan mengajarimu sesuatu: Ingatlah Allah dan Dia akan mengingatmu. Simpan Dia di dalam hatimu dan kamu akan menemukan Dia bersamamu. Jika kamu mempunyai permintaan, mintalah kepada Allah. Jika kamu membutuhkan pertolongan, minta tolonglah kepada Allah.

Ketahuilah, seandainya seluruh manusia bersatu untuk memberi manfaat dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu; dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering" (HR At Turmudzi).

Dengan demikian, kata Al-Ouda, hendaklah kita menghadap Allah dengan segala harapan dan ketakutan kita, dengan keprihatinan duniawi serta aspirasi spiritual kita, dalam segala urusan baik besar maupun kecil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement