Perumpamaan-perumpamaan itu adalah untuk menunjukkan bahwa mereka termasuk orang-orang yang rugi. "...Dan orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS Al Ankabut ayat 52)

Abu Jafar al-Razi menyampaikan riwayat dari Al-Rabi bin Anas, mengenai ayat 26 Surat Al-Baqarah yang berisi tentang perumpamaan nyamuk. Dia menjelaskan, nyamuk itu hidup jika lapar. Kemudian ketika nyamuk menjadi gemuk, maka menjadi mati.

Perumpamaan nyamuk tersebut ditujukan bagi orang-orang yang dicontohkan dalam Alquran. Mereka adalah manusia yang ketika diisi penuh dengan dunia, atau silau dengan dunia, maka tinggal menunggu siksa pedih-Nya.

Perumpamaan dengan nyamuk ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak segan untuk memberi contoh dari hal apapun, termasuk sesuatu yang kecil atau bahkan yang besar. Sebab, perumpamaan tersebut menghadirkan makna yang lebih mudah dipahami, baik itu yang berisi nasihat maupun peringatan. 

Allah SWT berfirman, "Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu." (QS Al-Ankabut ayat 43) 

Hanya orang-orang fasik-lah yang disesatkan oleh perumpamaan yang dibuat Allah SWT. Abu Al-Aliyah menyampaikan bahwa orang-orang fasik itu adalah orang-orang yang munafik. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, "...Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik." (QS At-Taubah ayat 67)

Ikuti Whatsapp Channel Republika