Senin 13 Jun 2022 16:29 WIB

PITI Silaturahim ke Kemenag, Jusuf Hamka: PITI ini Harus Inklusif

PITI ini harus inklusif, terbuka untuk semua umat.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Jusuf Hamka
Foto: Republika/Fergi Nadira
Jusuf Hamka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) hasil Muktamar ke-VI, menemui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rangka silaturahmi dan audiensi kepengurusan barunya, Senin (13/6/2022). Pertemuan dipimpin mantan Ketua Umum PITI dua periode sekaligus pembina PITI, Jusuf Hamka.

Sementara Jajaran pengurus PITI yang terpilih hasil Muktamar terbaru, yakni Ketua Umum PITI Serian Wijatno, Wakil Ketua Umum I. Kemudian Ketua Harian Deny Sanusi, Wakil Ketua Umum II, Hakim Kandow, Sekretaris Jenderal Lexyndo Hakim dan Ketua Bidang Hukum & HAM Anton Sudanto.

Baca Juga

Dalam pernyataan silaturahimnya, Jusuf Hamka mengatakan peran strategis PITI sebagai organisasi inklusif perawat pluralisme di Indonesia. Dia berharap hasil Muktamar ke-VI dapat membawa kebaikan dan persatuan umat.

"PITI ini harus inklusif, terbuka untuk semua umat, bahkan non Tionghoa pun silahkan bergabung. Saya akan berada di depan jika ada yang mengganggu organisasi ini. PITI itu harus menjadi kebanggaan bangsa dan harus selalu taat konstitusi dan harus mendukung kebijakan pemerintah yang sah," ujar Yusuf Hamka mewakili jajaran pengurus PITI.

 

Sebagai organisasi keagamaan, PITI dideklarasikan di Jakarta pada 14 April 1961. PITI didirikan bertujuan untuk mempersatukan muslim Indonesia dengan muslim Tionghoa dan muslim Tionghoa dengan etnis Tionghoa non muslim, serta umat Islam dengan etnis Tionghoa.

"Untuk mewujudkan tujuan itu, PITI melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang dapat dianggap sebagai upaya mewujudkan rahmatan lillamin. Dalam pertemuan ini selain ingin mengenalkan jajaran pengurus PITI hasil Muktmar ke-VI tentunya kami ingin bersinergi dengan program dakwah Kemenag," kata Jusuf Hamka.

Menanggapi hal itu, Menag mengaku sangat berterima kasih dengan kehadiran PITI dan perannya selama ini di Indonesia. Sebab menurut Menag, keberadaan organisasi keagamaan PITI tidak hanya sangat strategis dan penting di Indonesia, tapi juga dunia.

"Saat ini Indonesia menjadi negara muslim terbesar di dunia. Ke depan bisa jadi posisi ini digantikan oleh negara China karena umat muslim China juga ratusan juta jumlahnya. Oleh karena itu, keberadaan PITI menjadi sangat penting dan strategis," ujar Menag.

Menag menyambut baik kerjasama yang akan terus berjalan antara PITI dan pemerintah dalam mendakwahkan Islam yang inklusif, bukan hanya kepada warga Tionghoa, namun juga kepada seluruh umat Islam di Indonesia.

"Mari kita sinergikan program Kemenag dengan PITI. Kami sangat senang bekerja sama dengan organisasi keagamaan dan nanti akan kami rumuskan program apa saja yang bisa kita sinergikan termasuk program dakwah," sambung Menag.

Pertemuan berlangsung di ruang kerja Menag Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta. Hadir mendampingi Menag, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Hubungan Antar Kementerian/Lembaga Mohammad Nuruzzaman, serta Kabag TU Pimpinan Sidik Sisdiyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement