Selasa 31 May 2022 12:05 WIB

Delapan Penyebab Kufur Nikmat dalam Hadits

Syukur adalah kunci ketenangan dan kebahagiaan hidup.

Ilustrasi Harta Warisan. Delapan Penyebab Kufur Nikmat dalam Hadits
Foto:

Kurangnya pemahaman akan ilmu agama

Ilmu ibarat lentera kehidupan sebagai petunjuk menuju suatu tujuan. Mereka yang berilmu memahami betul kekayaan hakiki bukanlah harta benda, namun kaya hati.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ (رواه البخاري)

“Telah menceritakan kepada kami (haddatsana) Ahmad bin Yunus, haddatsana Abu Bakar haddatsana Abu Hashin dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Saw. bersabda: Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, akan tapi kaya hati”

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya bab Man intizhara hatta tudfana, no. 6446 dan Muslim dalam Shahih-nya no. 1050.

Hati yang sakit (qalbun maridh)

Hati yang sakit (qalbun maridh) adalah hasil dari kurangnya pemahaman terhadap ilmu agama dan sebatas pada ilmu dunia. Seseorang yang hatinya sakit sangat rentan terserang virus su’uzhan, iri, dengki, hingga hati pun menjadi fakir, lalu matilah hati tersebut. Rasul Saw. berpesan pada sahabat Abu Dzar perihal hati yang fakir ini :

أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفَتَرى قِلَّةَ الْمَالِ هُوَ اَلْفَقْرُ ؟ . قُلْتُ : نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ! قَالَ : إِنَّماَ الْغَنِى غَنِى الْقَلْبِ ، وَ اْلفَقْرُ فَقْرُ اْلقَلْبِ (رواه ابن حبان)

“Telah memberi kabar kepada kami (akhbarana) Ibnu Qutaibah, haddatsana Harmalah bin Yahya, haddatsana Ibnu Wahab, haddatsani Mu’awiyah bin Shalih dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari Ayahnya dari Abu Dzar berkata, Rasulullah Saw. bersabda : Apakah kalian menyangka kefakiran itu adalah kekurangan harta ?”. jawab Abu Dzar: “ya wahai Rasulullah” bersabda: “Sesungguhnya kekayaan hakiki ialah kekayaan hati, dan kefakiran itu ialah kefakiran hati” (HR. Ibnu Hibban)

Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Shahih-nya bab al-Faqru wa zuhdu wa Qana’ah, no. 685 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 827.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement