1,3 Juta Makanan Buka Puasa Dibagikan di Masjid Nabawi

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih

Jumat 15 Apr 2022 05:20 WIB

Buka puasa di masjid Nabawi. Foto: reuters Buka puasa di masjid Nabawi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pihak berwenang Saudi telah mencabut pembatasan dan mengizinkan kembali buka puasa massal di bulan Ramadhan di dua masjid suci untuk pertama kalinya sejak penangguhan sekitar dua tahun akibat Pandemi Covid-19.

Tradisi membagikan takjil buka puasa pun kembali marak dilakukan di masjid-masjid di seluruh jazirah Arab. Tidak terkecuali di dua masjid suci, Masjidil Harom dan Masjid Nabawi.

Baca Juga

Dilansir dari Gulf News, penyedia makanan berlisensi telah menyajikan 1,3 juta makanan buka puasa kepada jamaah di Masjid Nabawi di kota Madinah selama 10 hari pertama bulan suci Ramadhan.

Tradisi yang dihidupkan kembali diamati di bawah pengawasan Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi. Pegawai dari instansi dan relawan yang kompeten bertugas mengatur akses jamaah ke Masjid Nabawi dan menindaklanjuti penyajian makanan berbuka puasa serta membersihkan tempat shalat dalam waktu singkat setelah berakhirnya waktu buka puasa.

Sekitar 1,2 juta botol air Zamzam juga dibagikan kepada jamaah di masjid dan pengunjung selama 10 hari pertama Ramadhan. Selain itu, ada sekitar 14 ribu wadah Zamzam dipasang di seluruh masjid dan diisi ulang tiga kali sehari untuk melayani jamaah. 

Lebih dari 6 juta orang diperkirakan sholat di masjid selama 10 hari pertama Ramadhan. Ramadhan dimulai tahun ini pada 2 April, adalah musim puncak untuk melakukan umrah di Masjidil Haram dan mengunjungi Masjid Nabawi. Otoritas Saudi baru-baru ini melonggarkan langkah-langkah untuk melakukan umrah karena kerajaan sebagian besar telah melonggarkan pembatasan terhadap Covid-19. 

Kementerian Haji dan Umrah telah mencabut beberapa tindakan pencegahan termasuk pembatalan izin shalat di Masjidil Haram dan mengunjungi Masjid Nabawi.

Kementerian juga mengatakan pemeriksaan vaksinasi untuk memasuki kedua tempat suci telah dibatalkan untuk semua jemaah. Kementerian juga telah membatalkan pendaftaran wajib data imunisasi bagi Muslim di luar negeri untuk mendapatkan izin umrah.