REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang meninggal dalam keadaan syahid maka mereka semua akan mendapatkan kegembiraan dan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Muslim dikatakan mati syahid baik itu meninggal ketika di medan pertempuran melawan kafir maupun ketika melakukan amal dalam rangka menegakkan agama Allah SWT, seperti berdakwah dan mengajar mengaji umat.
Bahkan dijelaskan Alquran, orang-orang yang mati syahid itu sejatinya hidup di sisi Allah. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩﴾ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّـهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾
“Janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya. Mereka bergembira dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya dan bergirang hati atas (keadaan) orang-orang yang berada di belakang yang belum menyusul mereka, yaitu bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Alquran Surat Ali Imran, 169-170).
Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashih Mushaf Alquran Kementerian Agama dijelaskan bahwa orang-orang yang telah terbunuh sebagai syuhada dalam perang di jalan Allah janganlah dikira mereka mati, sebagaimana anggapan orang-orang munafik.