Kamis 09 Apr 2020 16:13 WIB

Keistimewaan Kota Madinah yang Membuat Kagum Rasulullah SAW

Kota Madinah mempunyai sejumlah keistimewaan.

Kota Madinah mempunyai sejumlah keistimewaan. Masjid Nabawi, Madinah, tampak makin indah dengan pantulan sinar matahari berwarna jingga pada Senin (9/9) Subuh.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Kota Madinah mempunyai sejumlah keistimewaan. Masjid Nabawi, Madinah, tampak makin indah dengan pantulan sinar matahari berwarna jingga pada Senin (9/9) Subuh.

REPUBLIKA.CO.ID, Kota Madinah mempunyai sejumlah keistimewaan. Keistimewaan Kota Madinah banyak dijelaskan langsung Rasulullah SAW. Di antaranya adalah penjelasan Rasul SAW bahwa keimanan disebarkan dari Madinah. Begitu juga pada akhirnya nanti, keimanan akan dikembalikan ke sana. Iman akan berlindung di Madinah seperti halnya ular yang berlindung di sarangnya.

Muhammad Musthofa Mujahid dalam bukunya Abqariatu ar-Rasul fi Iktisab al-'Uqul (Rasulullah Sang Jenius), menjelaskan kembalinya iman ke Madinah akan terjadi sebelum hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya iman akan kembali ke Madinah sebagaimana kembalinya seekor ular ke dalam sarangnya'' (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga

Di samping itu, status Madinah sebagai tanah suci setara dengan Makkah karena keberadaan Nabi Muhammad di kota tersebut. Dalam riwayat imam Muslim, Nabi bersabda, ''Sesungguhnya Nabi Ibrahim telah menjadikan Makkah sebagai tanah haram, maka aku pun menjadikan Madinah sebagai tanah haram.''

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Allah mengistimewakan Madinah lantaran kemuliaan Nabi SAW. Hingga akhir zaman nanti, Allah menjadikan rasa cinta dan rindu di hati semua orang Mukmin terhadap Madinah, yang mendorong mereka untuk senantiasa mengunjunginya.

Keramahan masyarakat Madinah dikenal di seantero dunia Islam. Inilah salah satu keistimewaan yang dikaruniakan Allah kepada mereka, di samping sejumlah keistimewaan Kota Madinah sendiri. 

Hati penduduk Madinah dibuka Allah SWT untuk segera mendekap dan memeluk risalah Nabi SAW ketika mendengar keagungan Islam. 

Bahkan, itu semua dilakukan dengan pengorbanan darah, pikiran, harta, dan tenaga.

Mengapa penduduk Madinah punya karakter terbuka, sementara orang-orang Makkah kaku dan keras hati? 

Mujahid mengungkapkan bahwa faktor utama pembentuk karakter penduduk Madinah adalah pekerjaan mereka, yaitu bertani.

Masyarakat petani terbiasa hidup dalam suasana tolong-menolong, baik dalam tingkat keluarga ataupun masyarakat. Kegiatan pertanian menuntut kerja sama antarindividu, terutama pada musim tanam dan panen.

Pada masa penantian panen pun, menurut Mujahid, mereka mempunyai aktivitas lain, seperti menjaga tanaman, memerah susu, atau bersosialisasi dengan sesama petani. Kondisi seperti ini membentuk karakter masyarakat Madinah yang terbuka, baik untuk berdialog ataupun kerja sama.

Keadaan sebaliknya terjadi pada masyarakat Makkah yang umumnya berprofesi sebagai pedagang. Cara berpikir pedagang lebih bersifat transaksional. Berpedoman pada hukum untung dan rugi. 

Oleh karena itu, mereka sulit diajak berdialog. Orang sehebat Umar bin Khathab pun terheran dengan keluwesan penduduk Madinah. Namun, dia segera menyadari bahwa watak mereka terbentuk karena pola kerja keseharian yang digeluti.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement