REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina gemuk dimakan tujuh sapi betina kurus dan tujuh bulir gandum hijau dan tujuh bulir gandum kering. Ketika terbangun dari tidur, sang raja diselimuti rasa penasaran. Dia memanggil para penafsir mimpi untuk menguak makna mimpi tersebut. Lalu apa kata mereka? Semua itu adalah mimpi yang tak berarti, kata para ahli penafsir mimpi.
Raja tak puas dengan jawaban itu. Dia mencari tahu siapa orang yang mampu menafsirkan mimpi dengan baik. Pelayan istana kemudian tampil mengatakan bahwa ada seorang penafsir mimpi. Dia memang orang yang sangat mahir menjelaskan apa makna mimpi yang dialami seseorang. Siapa dia? bawa ke sini, kata sang raja.
Lembah Raja-Raja di Mesir
Pelayan itu kemudian menyambangi Nabi Yusuf yang masih terkurung dalam penjara. Ketika sampai kepada sang nabi, dia menjelaskan mimpi tadi. Yusuf kemudian menjelaskan bahwa mimpi itu adalah peringatan dari Sang Pencipta agar masyarakat bercocok tanam tujuh tahun. Setelah dipanen, simpanlah hasilnya dengan baik. Makan sedikit-sedikit saja dari hasil tersebut dan jangan berlebihan.
Setelah itu akan datang tujuh tahun musim paceklik yang penuh penderitaan. Persediaan pangan akan banyak terkuras untuk kebutuhan pangan pada masa tersebut. Setelah itu hujan akan datang dengan cukup. Ketika itu mereka kembali bercocok tanam, memeras anggur, dan menikmati hasil panen dengan suka ria.
Setelah mendengar dan memahami penjelasan Yusuf, pelayan tadi pergi. Dia kembali kehadapan raja dan menjelaskan apa yang sudah ditafsirkan sang Nabi.Tak percaya begitu saja dengan penjelasan si pelayan, raja memerintahkan aparatnya untuk membawa Yusuf ke hadapannya. Bawalah dia kepadaku, kata sang Raja.
Si penguasa mengapresiasi penjelasan sang nabi. Kemudian dia mengerahkan kekuasaannya untuk melaksanakan cocok tanam untuk menghadapi musim kemarau panjang. Rakyat Mesir ketika itu hidup berkecukupan. Meski musim kering menyulitkan kehidupan, mereka tetap bertahan hidup dengan selamat.
Lalu bagaimana nasib sang nabi?
Raja kemudian membebaskan dia dari segala dakwaan. Yusuf menjelaskan kepada raja bahwa dia sama sekali tidak terlibat dalam merayu istri al-Aziz (Zulaikha). Wanita tersebut juga mengakui kesalahannya bahwa dia telah merayu Yusuf, tapi sang nabi enggan menanggapinya. Wanita itu kemudian mengejar nabi itu dan merobek pakaian utusan Allah ter sebut.
Yusuf kemudian diangkat menjadi orang dekat raja. Dia menjadi bendahara negara karena kemampuannya yang pandai menjaga harta dan berpengetahuan tentang hal tersebut. Takhta yang dimilikinya dimanfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat setempat.Ketika itu dia juga bersatu lagi dengan keluarganya. Saudara-saudaranya yang dulu membuangnya dimaafkan.
Putra Ya'qub ini dikenal sebagai nabi yang pandai menafsirkan mimpi. Pada saat kecil dia memimpikan 11 bintang bersujud ke padanya. Bulan dan matahari bersujud kepadanya. Nabi Ya'qub kemudian me wanti-wanti anaknya yang berparas tampan itu untuk berhati-hati karena mimpi itu menggambarkan suatu saat nanti Yusuf akan tumbuh menjadi anak yang disayangi.
Saudara-saudaranya akan iri ke pada Yusuf. Benar saja, mereka mem buang Yusuf. Orang lain memungutnya dan menjadikannya budak. Menteri al-Aziz kemudian membeli dan merawat Yusuf dengan baik, tapi istrinya (Zulaikha) selalu menggoda anak tampan itu.Meski selalu menolak rayuan si wanita, Yusuf difitnah sehingga dia dipenjara.
Di dalam tahanan, dia menunjukkan kemampuannya menafsirkan mimpi kepada narapidana, salah satunya adalah si pelayan kerajaan tadi. Kelak kemudian hari, Allah mengangkat derajat sang nabi sehingga siapa pun segan ketika berhadapan dengannya. Kisah ini terangkum dalam surah Yusuf.