Kamis 21 Apr 2022 05:23 WIB

Di Masa Kejayaan, Umat Islam Gemar Membedah Kajian Ilmu

Kajian Islam ini mencakup banyak bidang, termasuk kedokteran dan bahasa.

Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Begitu banyak kelompok kajian dengan beragam bahasa. Penamaannya pun merujuk kepada jenis kajian yang dibahas.

Sebagai contoh saja, ada satu kajian yang khusus mendiskusikan karya-karya para cendekiawan lain. Salah satu kelompok kajian dalam bidang ini bernama Al Nahwiyyin, yang berdiri pada abad kesembilan hingga ke-10. Kelompok kajian ini sering mengundang sejumlah pakar, seperti Ibnu Kaysan dan Zajjaj.

Ada pula kelompok kajian yang didirikan Ibnu Sina. Dokter dan filsuf ini menggunakan rumahnya sebagai tempat kelompok kajian itu berkegiatan. Ibnu Sina menggelar kajian kedokteran dan filsafat pada malam hari.

 

Juzajani, salah seorang murid dari Ibnu Sina, menyatakan, alasan Ibnu Sina menggelar kajian pada malam hari karena pada siang hari Ibnu Sina sibuk di istana sebagai dokter istana. Dalam kelompok kajian itu, Ibnu Sina mengajarkan bidang yang dikuasainya, yaitu kedokteran dan filsafat.

Menurut Juzajani, ia sering diminta untuk membacakan buku karya gurunya yang berjudul Al Syifa. Murid lainnya diminta membacakan Al Qanun. Setelah kajian usai, para murid dan mereka yang datang akan menyantap makanan dan minuman sambil menikmati lagu-lagu.

Penyair ternama di Suriah, al-Ma'ari, juga membentuk kelompok kajian yang dipusatkan di rumahnya, Kota Ma'ara. Mereka yang datang ke sana berasal dari berbagai wilayah di dunia. Ada satu orang yang setia mendatangi kajian dan menjadi murid setianya, yaitu al-Abhari.

Bahkan, al-Ma'ari memiliki julukan pada muridnya itu, yaitu Penjaga Dua Penjara. Sebab, al-Abhari merupakan seorang tunanetra dan selalu berada di rumah gurunya, al-Ma'ari. Al-Abhari mendapat bimbingan penuh dari gurunya itu dalam kajian ilmu sastra.

Cendekiawan dari Naisapur, Bu Ja'rafak, hampir tak pernah meninggalkan rumahnya karena dijadikan sebagai tempat kajian, kecuali untuk menjadi imam shalat di masjid. Banyak orang yang berdatangan ke rumahnya untuk belajar.

Dia memiliki beragam karya, misalnya dalam bidang ilmu Alquran, tafsir, tata bahasa, dan leksikografi yang telah dipublikasikan secara luas. Ia telah mengantarkan banyak orang menguasai beragam ilmu yang dikuasainya.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement