Qāla in sa'altuka ‘an syai'im ba‘dahā falā tuṣāḥibnī, qad balagta mil ladunnī ‘użrā(n).
76. Dia (Musa) berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu. Sungguh engkau telah mencapai batas (yang wajar dalam) memberikan uzur (maaf) kepadaku.”
Fanṭalaqā, ḥattā iżā atayā ahla qaryatinistaṭ‘amā ahlahā fa abau ay yuḍayyifūhumā fa wajadā fīhā jidāray yurīdu ay yaqaḍḍa fa aqāmah(ū), qāla lau syi'ta lattakhażta ‘alaihi ajrā(n).
77. Lalu, keduanya berjalan, hingga ketika keduanya sampai ke penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka tidak mau menjamu keduanya. Kemudian, keduanya mendapati dinding (rumah) yang hampir roboh di negeri itu, lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, “Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu.”
78. Dia berkata, “Inilah (waktu) perpisahan antara aku dan engkau. Aku akan memberitahukan kepadamu makna sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar terhadapnya.
Ammas-safīnatu fa kānat limasākīna ya‘malūna fil-baḥri fa arattu an a‘ībahā, wa kāna warā'ahum malikuy ya'khużu kulla safīnatin gaṣbā(n).
79. Adapun perahu itu adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Maka, aku bermaksud membuatnya cacat karena di hadapan mereka ada seorang raja (zalim) yang mengambil setiap perahu (yang baik) secara paksa.
Fa aradnā ay yubdilahumā rabbuhumā khairam minhu zakātaw wa aqraba ruḥmā(n).
81. Maka, kami menghendaki bahwa Tuhan mereka menggantinya (dengan seorang anak lain) yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya).
Wa ammal-jidāru fa kāna ligulāmaini yatīmaini fil-madīnati wa kāna taḥtahū kanzul lahumā wa kāna abūhumā ṣāliḥā(n), fa arāda rabbuka ay yablugā asyuddahumā wa yastakhrijā kanzahumā raḥmatam mir rabbik(a), wa mā fa‘altuhū ‘an amrī, żālika ta'wīlu mā lam tasṭī‘ ‘alaihi ṣabrā(n).
82. Adapun dinding (rumah) itu adalah milik dua anak yatim di kota itu dan di bawahnya tersimpan harta milik mereka berdua, sedangkan ayah mereka adalah orang saleh. Maka, Tuhanmu menghendaki agar keduanya mencapai usia dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Aku tidak melakukannya berdasarkan kemauanku (sendiri). Itulah makna sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar terhadapnya.”