١٦
كَلَّاۗ اِنَّهٗ كَانَ لِاٰيٰتِنَا عَنِيْدًاۗ
Kallā, innahū kāna li'āyātinā ‘anīdā(n).
16. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an).
Tafsir Ringkas : Aneka nikmat yang dianugerahkan kepadanya mestinya dia syukuri dengan berbuat baik, ternyata malah membangkang maka tidak bisa terpenuhi keinginannya! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami yakni Al-Qur’an.
Tafsir Tahlili: (16) Allah menegaskan bahwa sikap al-Wal³d itu tidak akan menambah apa yang diinginkannya, karena sesungguhnya ia menentang ayat-ayat-Nya. Allah sekali-kali tidak akan mengabulkan kehendaknya. Bahkan menurut riwayat, semenjak turunnya pernyataan Allah ini, harta dan kekayaan al-Wal³d semakin berkurang. Anak pun begitu, meninggal satu persatu sehingga habis semua. Akhirnya al-Wal³d tinggal sebatang kara.
Al-Wal³d selalu menunjukkan secara terang-terangan sikap menentang terhadap apa yang disampaikan Nabi Muhammad, berupa dalil-dalil tentang keesaan dan kekuasaan Allah, penjelasan tentang adanya hari kebangkitan, keterangan tentang risalah dan nubuat yang beliau bawa, dan lain-lain. Al-Wal³d menentang dengan keras wahyu Allah yang diturunkan melalui Muhammad saw. Oleh karena itu, ia berusaha pula hendak berbicara meniru gaya Al-Qur'an. Dia menganggap kalau Allah tetap hendak mengutus seorang rasul di kalangan bangsa Arab, maka tidak ada yang lebih pantas untuk menerima tugas suci itu melainkan dia sendiri. Begitulah kesombongan dan sikap keras kepala menghilangkan segala kesenangan duniawinya.
Segi lain yang kita ambil dari ayat ini adalah keingkaran al-Wal³d terhadap Allah dikategorikan kufur inad, maksudnya dia tahu betul dan mengakui dengan hati kecilnya bahwa apa yang disampaikan Nabi Muhammad adalah benar, namun lidah (ucapan) tetap mengingkarinya. Inilah jenis kekafiran yang paling kotor dan keji. Seperti banyak terdapat pada masa sekarang. Hati kecil mengakui ajaran agama itu benar dan menguntungkan, namun lidah tetap menentang karena berbagai faktor.