١
اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ
iżā jā`akal munāfiqụna qālụ nasy-hadu innaka larasụlullāh, wallāhu ya'lamu innaka larasụluh, wallāhu yasy-hadu innal-munāfiqīna lakāżibụn
1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.
Allah menerangkan bahwa apabila orang-orang munafik hadir pada majelis Nabi saw, di antaranya 'Abdullah bin Ubay, mereka mengakui dengan pengakuan yang tidak mengandung keraguan sedikit pun bahwa Muhammad saw itu benar-benar rasul dari sisi Allah, telah diberi wahyu, dan diturunkan kepadanya kitab Al-Qur'an sebagai rahmat kepada hamba-hamba Allah. Allah sebelumnya telah menandaskan bahwa Muhammad itu adalah rasul atau utusan-Nya kepada manusia seluruhnya, memberi kabar gembira dan ancaman untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan, dan membawa mereka kepada petunjuk yang benar. Allah mengetahui kebohongan orang-orang munafik itu di dalam pengakuannya. Mereka itu benar-benar lain di mulut lain di hati. Orang munafik adalah orang yang beriman secara lahiriah, tetapi tidak secara batiniah.